Masjidku.id – Makam Jalaluddin Rumi di Konya menjadi simbol cinta, kedamaian, dan warisan spiritual Islam Sufi dunia.
1. Pengantar
Di jantung kota Konya, Turki, berdiri sebuah tempat suci yang menjadi magnet bagi jutaan peziarah dari seluruh dunia — Makam Jalaluddin Rumi, sang penyair dan sufi besar abad ke-13. Di kenal sebagai Mevlana, yang berarti “Guru Kami”, Rumi bukan hanya tokoh spiritual Islam, tetapi juga simbol cinta universal dan perdamaian lintas agama.
Kompleks makam ini tidak sekadar tempat peristirahatan terakhir, melainkan pusat spiritual yang terus hidup dalam hati para pencinta sufisme.
BACA JUGA : Tradisi Nyadran di Makam Leluhur Jawa: Makna & Ritual
2. Sejarah Singkat Jalaluddin Rumi
Jalaluddin Muhammad Rumi lahir di Balkh (sekarang Afghanistan) pada tahun 1207 dan meninggal di Konya pada tahun 1273. Ia di kenal sebagai penyair mistik Islam terbesar yang pernah hidup. Karya-karyanya seperti Masnavi dan Diwan-e Shams Tabrizi menggambarkan perjalanan spiritual manusia menuju Tuhan melalui cinta, kebijaksanaan, dan kesadaran diri.
Setelah wafatnya Rumi, murid dan pengikutnya membentuk Tarekat Mevlevi, atau yang lebih di kenal sebagai kaum darwis berputar (Whirling Dervishes), sebuah ordo sufi yang mengekspresikan cinta Ilahi melalui tarian spiritual berputar dengan penuh kekhusyukan.
3. Sejarah Pembangunan Makam Rumi
Makam Rumi terletak di kompleks Mevlana Museum di Konya. Awalnya, tempat ini merupakan madrasah dan pusat kegiatan keagamaan yang di bangun oleh Sultan Alaeddin Keykubad, penguasa Dinasti Seljuk, untuk ayah Rumi, yaitu Bahauddin Walad.
Setelah Rumi wafat pada 17 Desember 1273, putranya, Sultan Veled, memerintahkan pembangunan türbe (makam) di atas pusara sang ayah dan diri nya. Sejak itu, kompleks ini menjadi tempat ziarah dan pusat pengajaran tasawuf bagi ribuan murid dan peziarah.
Bangunan utama mengalami perluasan beberapa kali, terutama pada masa pemerintahan Ottoman, hingga akhirnya menjadi Mevlana Museum seperti sekarang.
4. Arsitektur dan Keindahan Kompleks Makam
Makam Jalaluddin Rumi memiliki arsitektur yang menakjubkan dan penuh simbolisme spiritual. Ciri paling mencolok adalah kubah berwarna hijau zamrud yang menjulang tinggi, di kenal dengan sebutan Kubbe-i Hadra atau Kubah Hijau. Kubah ini menjadi ikon kota Konya dan melambangkan pencerahan spiritual.
Di dalam kompleks, terdapat beberapa bagian penting sebagai berikut:
- Ruang Makam Utama: Tempat bersemayamnya Rumi bersama ayah dan beberapa pengikutnya. Nisan makam di hiasi dengan kain sutra hijau bertuliskan kaligrafi emas ayat-ayat Al-Qur’an.
- Masjid dan Ruang Doa: Tempat pengunjung melaksanakan ibadah serta membaca doa dan dzikir.
- Museum Mevlana: Menyimpan manuskrip asli karya Rumi, pakaian sufi, alat musik, dan benda peninggalan sejarah.
- Taman dan Koridor Ziarah: Dihiasi kaligrafi indah dan pepohonan rindang yang menambah ketenangan bagi setiap peziarah.
Suasana di dalam makam begitu hening dan sakral. Setiap pengunjung seolah diajak untuk menyelami kedalaman jiwa dan merasakan cinta yang diajarkan Rumi.
5. Makna Spiritualitas dan Tradisi Ziarah
Bagi umat Islam dan pecinta Rumi di seluruh dunia, makam ini bukan sekadar tempat bersejarah, tetapi juga pusat spiritual yang mengajarkan nilai-nilai cinta dan kedamaian.
Setiap tahun pada 17 Desember, diadakan peringatan Seb-i Arus atau “Malam Bersatunya Kekasih”, yaitu hari wafat Rumi. Acara ini diisi dengan pertunjukan tarian darwis berputar, pembacaan puisi, doa, dan dzikir. Bagi para sufi, hari wafatnya Rumi bukanlah duka, melainkan momen bersatunya jiwa dengan Sang Pencipta.
Ziarah ke makam ini juga menjadi pengalaman mendalam, di mana pengunjung dapat merasakan energi spiritual yang kuat dan kedamaian yang luar biasa. Banyak yang datang untuk berdoa, bermeditasi, atau sekadar merenungkan makna cinta dalam ajaran Rumi.
6. Nilai Filosofis Jalaluddin Rumi
Ajaran Rumi menekankan bahwa cinta adalah inti dari kehidupan dan jalan menuju Tuhan. Ia mengajarkan pentingnya melihat keindahan dalam setiap makhluk dan menumbuhkan kasih sayang tanpa batas.
Beberapa nilai utama ajarannya yang masih relevan hingga kini antara lain:
- Cinta Ilahi: Manusia harus mencintai Tuhan dengan tulus dan tanpa pamrih.
- Kemanusiaan Universal: Semua manusia adalah satu keluarga besar, tanpa sekat ras atau agama.
- Perjalanan Spiritual: Jiwa manusia terus mencari cahaya kebenaran untuk mencapai kesempurnaan rohani.
Ajaran-ajaran tersebut menjadikan makam Rumi bukan hanya tempat ziarah religius, tetapi juga simbol toleransi dan cinta universal.
7. Penutup
Makam Jalaluddin Rumi di Konya adalah pertemuan antara sejarah, seni, dan spiritualitas. Dengan arsitektur yang menawan dan makna filosofis mendalam, tempat ini menjadi destinasi suci yang menginspirasi jutaan hati di seluruh dunia.
Bagi siapa pun yang mengunjunginya, makam ini bukan hanya tempat peristirahatan seorang sufi besar, melainkan juga jendela menuju pemahaman tentang cinta sejati — cinta yang melampaui waktu, agama, dan batas kemanusiaan.
Seperti kata Rumi,
“Apa pun yang kamu cari, carilah di dalam hatimu. Karena di sanalah Tuhan bersemayam.”
