Masjidku.id – Kisah Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam yang terkenal adil, tegas, dan bijaksana dalam memimpin umat.
Pendahuluan
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah sosok pemimpin yang di kenal karena keadilan, kebijaksanaan, dan ketegasannya. Beliau merupakan khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Selama masa pemerintahannya, Umar bin Khattab berhasil membawa kemajuan besar bagi umat Islam baik dalam bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, maupun sosial.
Kepemimpinannya sering di jadikan teladan dalam sejarah peradaban Islam dan menjadi inspirasi bagi para pemimpin di seluruh dunia. Julukannya, Al-Faruq, berarti “pembeda antara yang haq dan yang batil”, mencerminkan ketegasannya dalam menegakkan keadilan.
BACA JUGA : Ali bin Abi Thalib: Keberanian dan Ilmu yang Mendalam
Latar Belakang dan Awal Kehidupan
Umar bin Khattab lahir di Makkah sekitar tahun 584 M dari suku Quraisy, tepatnya dari Bani Adi. Sebelum masuk Islam, Umar di kenal sebagai sosok yang kuat, pemberani, dan memiliki karakter keras. Ia juga di kenal cerdas dan fasih berbicara, menjadikannya salah satu pemuda terpandang di kalangan Quraisy.
Masuk Islamnya Umar menjadi titik balik besar dalam dakwah Rasulullah SAW. Setelah memeluk Islam, kaum Muslimin semakin berani menampakkan keimanan mereka secara terbuka. Sejak saat itu, Umar menjadi salah satu pembela Islam yang gigih dan setia mendampingi Rasulullah SAW.
Umar sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah kedua. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 10 tahun (634–644 M). Dalam waktu itu, beliau berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam hingga ke Persia, Syam, Mesir, dan sebagian besar wilayah Bizantium.
Namun, kehebatan Umar bukan hanya terletak pada penaklukan wilayah, melainkan juga pada reformasi dan sistem pemerintahan yang beliau ciptakan. Beliau menata administrasi negara, membangun sistem pajak, membuat diwan (catatan administrasi keuangan), hingga menetapkan hukum berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Keadilan Umar bin Khattab
Salah satu sifat yang paling menonjol dari Umar bin Khattab adalah keadilannya. Ia tidak membeda-bedakan antara rakyat biasa dan pejabat, antara orang kaya dan miskin.
Suatu ketika, putra seorang gubernur melakukan kesalahan dan memukul warga biasa. Umar memanggil keduanya, dan tanpa ragu menghukum putra pejabat itu di depan umum. Beliau berkata, “Sejak kapan kamu memperbudak manusia, padahal mereka di lahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka?”
Kisah ini menjadi simbol dari keadilan sejati yang tidak memihak. Umar menganggap semua orang sama di hadapan hukum, dan tanggung jawab pemimpin adalah menegakkan keadilan bagi semua, tanpa pandang bulu.
Kebijaksanaan dalam Memimpin
Selain tegas dan adil, Umar juga di kenal sangat bijaksana dalam membuat keputusan. Beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat sebelum mengambil langkah besar.
Dalam menghadapi krisis, Umar menunjukkan empati yang tinggi terhadap rakyatnya. Saat terjadi masa paceklik, ia menolak makan daging dan minyak hingga seluruh rakyatnya terbebas dari kelaparan. Beliau juga sering menyamar di malam hari untuk mengetahui keadaan rakyat secara langsung tanpa diketahui oleh mereka.
Kisah terkenal lainnya adalah ketika Umar menunda hukuman potong tangan bagi pencuri pada masa kelaparan, karena ia memahami bahwa pencurian tersebut disebabkan oleh kondisi darurat. Hal ini menunjukkan betapa bijaksananya beliau dalam menegakkan hukum dengan memperhatikan situasi kemanusiaan.
Pencapaian dan Reformasi Umar bin Khattab
Di bawah kepemimpinan Umar, banyak sistem pemerintahan modern yang lahir. Beberapa di antaranya:
- Pembentukan Baitul Mal (perbendaharaan negara) untuk mengatur keuangan umat.
- Penetapan kalender Hijriah sebagai penanggalan resmi umat Islam.
- Sistem peradilan dan kepolisian untuk menegakkan hukum dengan tertib.
- Pembangunan infrastruktur seperti jalan, pasar, dan pos perbatasan.
- Penggajian bagi pasukan dan pegawai negeri, yang menjadi awal sistem administrasi negara Islam.
Reformasi ini menjadikan pemerintahan Islam pada masa Umar sebagai model negara yang kuat, teratur, dan berlandaskan nilai-nilai keadilan.
Wafatnya Umar bin Khattab
Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M setelah ditikam oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu’ah saat sedang memimpin salat Subuh di Masjid Nabawi. Sebelum wafat, Umar masih sempat menunjuk enam sahabat untuk bermusyawarah memilih khalifah selanjutnya, yang kemudian terpilihlah Utsman bin Affan.
Wafatnya Umar meninggalkan duka mendalam bagi seluruh umat Islam. Namun, warisan kepemimpinan dan nilai-nilai keadilannya terus hidup hingga kini.
Penutup
Umar bin Khattab bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga teladan moral dan spiritual bagi seluruh umat Islam. Keadilan, keberanian, dan kebijaksanaannya menjadi dasar bagi sistem pemerintahan yang berkeadilan.Dari Umar kita belajar bahwa kepemimpinan bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang tanggung jawab dan pengabdian kepada rakyat. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pemimpin adil dan bijaksana yang menegakkan kebenaran dengan hati yang tulus dan iman yang kuat.
