Masjidku.id – Islam mengajarkan tanggung jawab menjaga bumi sebagai amanah Allah. Prinsip-prinsipnya relevan menghadapi isu lingkungan global saat ini.
Pengantar
Perubahan iklim, polusi udara, deforestasi, dan krisis air menjadi isu global yang mengancam keberlangsungan hidup manusia di bumi. Di tengah upaya mencari solusi, ajaran Islam sesungguhnya telah lama menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
Islam tidak hanya berbicara tentang ritual spiritual, tetapi juga tentang etika ekologi, tanggung jawab manusia terhadap bumi (khalifah fil ardh), dan larangan merusak alam. Dalam konteks modern, nilai-nilai Islam dapat menjadi dasar kuat untuk membangun kesadaran dan tindakan nyata dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
BACA JUGA : Makam Syekh Abdul Qadir Jailani di Irak: Destinasi Religi Populer
Pandangan Islam tentang Alam dan Lingkungan
Dalam Islam, alam bukan sekadar sumber daya yang dapat di eksploitasi, tetapi ciptaan Allah yang memiliki nilai dan fungsi tersendiri. Al-Qur’an menggambarkan alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah (ayat kauniyah) yang harus di jaga dan di hormati.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.”
(QS. Al-A’raf: 56)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap bentuk kerusakan lingkungan — baik melalui pencemaran, pemborosan, maupun eksploitasi berlebihan — bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
Islam memandang manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi. Artinya, manusia memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola alam dengan bijak, bukan merusaknya. Konsep ini menegaskan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tugas sosial, tetapi ibadah dan amanah dari Allah SWT.
Etika Lingkungan dalam Ajaran Islam
Islam memiliki prinsip-prinsip dasar yang relevan dengan isu lingkungan global. Etika ini mencakup hubungan manusia dengan alam, makhluk hidup, dan sumber daya bumi.
1. Tawhid (Kesatuan dan Keteraturan Alam)
Prinsip tawhid mengajarkan bahwa seluruh ciptaan berasal dari satu Tuhan yang sama. Oleh karena itu, semua makhluk — manusia, hewan, tumbuhan, dan unsur alam — terikat dalam satu sistem keseimbangan.
Merusak alam berarti mengganggu harmoni ciptaan Allah. Dalam konteks ini, kesadaran ekologis adalah wujud pengakuan terhadap kebesaran dan keesaan Allah.
2. Khilafah (Tanggung Jawab dan Pengelolaan)
Sebagai khalifah, manusia di beri kebebasan untuk memanfaatkan sumber daya alam, tetapi dengan batas moral. Prinsip ini mengajarkan keadilan ekologis: memanfaatkan alam secukupnya, tidak berlebihan, dan memastikan kelestariannya untuk generasi mendatang.
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya.”
(QS. Hud: 61)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia adalah pemakmur bumi (imaratul ardh), bukan perusaknya.
3. Mizan (Keseimbangan)
Islam menekankan pentingnya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan alam. Eksploitasi berlebihan terhadap bumi menyebabkan ketidakseimbangan ekologis seperti pemanasan global dan bencana alam.
Prinsip mizan mendorong manusia untuk hidup selaras dengan alam dan tidak melampaui batas kebutuhan.
4. Amanah dan Hisab (Pertanggungjawaban di Akhirat)
Sumber daya alam adalah amanah dari Allah. Manusia akan di mintai pertanggungjawaban atas bagaimana ia menggunakan dan menjaga bumi. Maka, tindakan yang merusak lingkungan bukan hanya pelanggaran terhadap alam, tetapi juga dosa moral terhadap amanah Tuhan.
Krisis Lingkungan dalam Perspektif Islam
Dalam pandangan Islam, krisis lingkungan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari ketamakan manusia dan hilangnya rasa tanggung jawab terhadap amanah Allah. Perilaku konsumtif, pemborosan energi, dan eksploitasi tanpa batas mencerminkan ketidakseimbangan spiritual dan moral.
Beberapa masalah lingkungan yang menjadi perhatian global dan dapat di kaji dalam konteks ajaran Islam antara lain:
- Pemanasan Global: Di sebabkan oleh emisi gas rumah kaca akibat industrialisasi tanpa batas. Islam mendorong efisiensi energi dan penggunaan sumber daya terbarukan.
- Krisis Air: Air adalah sumber kehidupan yang disebut berulang kali dalam Al-Qur’an. Penyalahgunaan dan pencemaran air berarti mengabaikan rahmat Allah.
- Kehancuran Hutan dan Satwa: Islam menekankan kasih sayang terhadap makhluk hidup. Nabi Muhammad SAW melarang pembunuhan hewan dan penebangan pohon tanpa alasan yang jelas.
Praktik Islami dalam Menjaga Lingkungan
Nilai-nilai Islam tentang lingkungan tidak hanya bersifat konseptual, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Hemat dan Tidak Boros (Israf):
Al-Qur’an melarang pemborosan dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan air, makanan, dan energi. Rasulullah SAW bahkan berpesan untuk tidak berlebihan menggunakan air meski sedang berwudu di sungai. - Menanam Pohon dan Melestarikan Alam:
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, lalu pohon itu dimakan oleh manusia, hewan, atau burung, kecuali itu menjadi sedekah baginya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa pelestarian alam adalah bentuk ibadah yang berpahala. - Pengelolaan Limbah dan Kebersihan:
Islam mengajarkan pentingnya kebersihan (thaharah) sebagai bagian dari iman. Ini bisa diterapkan melalui pengelolaan sampah, daur ulang, dan pengurangan plastik sekali pakai. - Keadilan Sosial dan Ekologi:
Islam menolak eksploitasi sumber daya alam oleh segelintir orang sehingga menimbulkan ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan. Prinsip keadilan menuntut distribusi sumber daya yang seimbang dan berkelanjutan.
Kontribusi Dunia Islam dalam Isu Lingkungan Global
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara dan lembaga Islam yang berperan aktif dalam isu lingkungan global. Majelis ulama dan organisasi Islam di berbagai negara telah mengeluarkan fatwa lingkungan untuk mendorong umat agar berperilaku ramah lingkungan.
Masjid-masjid juga mulai mengadopsi konsep “Green Mosque”, menggunakan energi surya dan sistem pengelolaan air yang efisien. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa nilai-nilai Islam bisa diterapkan dalam solusi ekologis masa kini.
Kesimpulan
Islam menawarkan kerangka etika dan spiritual yang kuat dalam menghadapi isu lingkungan global. Ajaran tentang tawhid, khilafah, dan mizan memberikan pedoman moral untuk menciptakan harmoni antara manusia dan alam.Menjaga lingkungan dalam Islam bukan sekadar tanggung jawab sosial, tetapi juga ibadah dan bentuk syukur kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan prinsip hidup berkelanjutan, hemat sumber daya, dan penuh kasih terhadap alam, umat Islam dapat berkontribusi nyata dalam menyelamatkan bumi — rumah bersama seluruh makhluk ciptaan Tuhan.
