Masjidku.id – Makam Habib Husein Luar Batang di Jakarta adalah situs ziarah bersejarah dan pusat dakwah Islam yang dihormati umat Muslim Indonesia.
Pengantar
Di tengah hiruk-pikuk ibu kota Jakarta, terdapat sebuah tempat yang menjadi saksi sejarah panjang penyebaran Islam di Nusantara — Makam Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus di Luar Batang. Terletak di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, makam ini bukan hanya destinasi religi yang ramai di kunjungi, tetapi juga simbol warisan spiritual dan sejarah keislaman di Batavia tempo dulu.
Habib Husein di kenal sebagai ulama besar dan wali Allah yang hidup pada abad ke-18. Beliau berperan penting dalam penyebaran dakwah Islam di wilayah pesisir Batavia. Hingga kini, makamnya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan ziarah bagi umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA : Islam dan Isu Lingkungan Global: Etika, Tanggung Jawab & Solusi
Sejarah Singkat Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus
Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus lahir di Hadramaut, Yaman Selatan, sekitar awal abad ke-18. Beliau berasal dari keluarga Alaydrus, keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Husein bin Ali.
Sejak muda, Habib Husein di kenal sangat alim, zuhud, dan memiliki semangat tinggi dalam berdakwah. Beliau kemudian memutuskan untuk berhijrah ke Nusantara demi menyebarkan ajaran Islam yang damai. Setelah menempuh perjalanan panjang, beliau menetap di Batavia (kini Jakarta), yang pada masa itu menjadi pusat perdagangan dan pertemuan berbagai bangsa.
Awal Mula Dakwah di Batavia
Ketika tiba di Batavia, Habib Husein tinggal di daerah yang saat itu masih berupa perkampungan nelayan. Wilayah tersebut kemudian di kenal dengan nama Luar Batang, karena letaknya berada di luar benteng kota Batavia yang di bangun oleh Belanda.
Beliau mendirikan sebuah musholla sederhana sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Islam. Melalui keteladanan, keramahan, dan kebijaksanaannya, Habib Husein berhasil menarik simpati masyarakat, baik dari kalangan pribumi maupun pendatang.
Dalam waktu singkat, musholla tersebut berkembang menjadi pusat dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial. Banyak orang datang untuk belajar agama, meminta nasihat, atau sekadar bersilaturahmi dengan sang wali yang di kenal rendah hati.
Kisah Asal Usul Nama “Luar Batang”
Nama “Luar Batang” sendiri memiliki kisah unik yang terkait dengan kejadian setelah wafatnya Habib Husein. Di kisahkan bahwa ketika jenazah beliau hendak di bawa ke Pekojan untuk di makamkan, peti jenazahnya berat dan tidak dapat di angkat keluar dari masjid.
Masyarakat menafsirkan kejadian itu sebagai isyarat bahwa Habib Husein tidak ingin di makamkan jauh dari tempat beliau berdakwah. Akhirnya, jenazah beliau di makamkan di area masjid itu sendiri. Dari peristiwa tersebut, masyarakat kemudian menyebut kawasan tersebut sebagai “Luar Batang”, yang artinya “tempat di luar batang (peti) yang tidak dapat keluar”.
Makam dan Kompleks Masjid Luar Batang
Kompleks makam Habib Husein berada di area Masjid Jami’ Luar Batang, salah satu masjid tertua di Jakarta. Masjid ini di bangun pada tahun 1739 dan hingga kini tetap berdiri kokoh, meski telah mengalami beberapa kali renovasi.
Arsitektur dan Suasana
Masjid Jami’ Luar Batang memiliki gaya arsitektur khas Betawi dengan sentuhan Arab dan kolonial. Kubahnya berwarna hijau muda, dindingnya putih bersih, dan bagian dalamnya di penuhi dengan kaligrafi indah bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an.
Di sisi kanan masjid terdapat makam Habib Husein, yang di kelilingi pagar berukir dan beratap sederhana. Di sekitarnya juga terdapat makam para ulama dan tokoh penting lainnya, termasuk murid-murid beliau.
Suasana di kompleks makam terasa tenang dan khusyuk. Para peziarah datang untuk membaca doa, tahlil, dan dzikir. Tidak sedikit pula yang datang untuk memperdalam ilmu agama atau sekadar mengenang perjuangan dakwah Habib Husein.
Tradisi Ziarah dan Haul
Makam Habib Husein Luar Batang menjadi salah satu destinasi ziarah paling populer di Jakarta. Setiap hari, ratusan jamaah dari berbagai daerah datang untuk berdoa dan mencari berkah.
Puncak kegiatan ziarah biasanya terjadi pada peringatan haul Habib Husein, yang digelar setiap tahun di bulan Sya’ban. Acara ini dihadiri ribuan jamaah dan diisi dengan pembacaan maulid, tausiyah ulama, dan doa bersama.
Haul Luar Batang tidak hanya menjadi acara keagamaan, tetapi juga tradisi budaya Betawi yang mencerminkan semangat kebersamaan dan cinta terhadap ulama. Masyarakat sekitar turut berpartisipasi dalam menyiapkan acara, dari menyambut tamu hingga menyediakan konsumsi bagi jamaah.
Nilai Spiritual dan Sosial
Ziarah ke Makam Habib Husein bukan hanya tentang mencari berkah, tetapi juga tentang mengambil teladan dari kehidupan beliau. Beberapa nilai penting yang dapat dipetik antara lain:
- Ketulusan dalam berdakwah.
Habib Husein menyebarkan Islam dengan kasih sayang, bukan paksaan. Dakwahnya diterima karena kepribadiannya yang lembut dan rendah hati. - Kepedulian terhadap masyarakat.
Beliau aktif membantu fakir miskin, menolong nelayan, dan menjadi tempat curahan hati bagi masyarakat. - Kebersamaan dalam keberagaman.
Di tengah masyarakat Batavia yang multietnis, Habib Husein berhasil membangun harmoni antarumat beragama dan golongan.
Akses dan Lokasi
Makam Habib Husein terletak di Jalan Luar Batang V No.1, Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasinya tidak jauh dari kawasan wisata Kota Tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Bagi pengunjung, akses menuju tempat ini cukup mudah:
- Dari Stasiun Kota, hanya sekitar 15 menit berkendara.
- Dapat dijangkau dengan kendaraan umum seperti mikrolet, ojek online, maupun mobil pribadi.
Di sekitar area juga terdapat banyak pedagang makanan khas Betawi dan toko oleh-oleh religi.
Kesimpulan
Makam Habib Husein Luar Batang bukan hanya tempat ziarah, tetapi juga situs bersejarah dan simbol dakwah Islam di Jakarta. Keberadaannya mengingatkan kita akan perjuangan para ulama yang menebarkan Islam dengan cinta, kesabaran, dan ketulusan.
Bagi masyarakat Muslim, berziarah ke makam ini bukan sekadar ritual spiritual, melainkan sarana memperkuat iman dan mengenang jasa para pendakwah yang menjadi pilar moral bangsa.Di tengah modernitas Jakarta, Luar Batang tetap berdiri sebagai oase spiritual, tempat di mana nilai-nilai keislaman, tradisi, dan sejarah berpadu dalam harmoni yang menenangkan hati.
