
1. Pendahuluan
Masjidku.id – Bengkulu, salah satu provinsi di pesisir barat Pulau Sumatera, menyimpan banyak warisan sejarah dan budaya yang menarik. Salah satunya adalah Masjid Jamik Bengkulu, sebuah masjid bersejarah yang tidak hanya menjadi pusat kegiatan ibadah umat Islam, tetapi juga saksi perjalanan bangsa Indonesia. Masjid ini memiliki nilai istimewa karena pernah disentuh oleh tangan Ir. Soekarno, Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, saat beliau diasingkan di Bengkulu.
2. Sejarah Masjid Jamik Bengkulu
Masjid Jamik Bengkulu di bangun pada abad ke-19 sebagai masjid utama masyarakat setempat. Pada masa penjajahan Belanda, masjid ini menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial.
Ketika Soekarno di asingkan ke Bengkulu pada tahun 1938–1942, beliau turut berperan dalam proses renovasi masjid. Dengan latar belakang pendidikan teknik, Soekarno merancang ulang struktur dan arsitektur masjid sehingga lebih megah dan kuat. Sentuhan inilah yang membuat Masjid Jamik memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dari masjid-masjid lain pada masanya.
3. Arsitektur dan Keunikan Masjid Jamik Bengkulu
Arsitektur Masjid Jamik merupakan perpaduan antara gaya tradisional Melayu, Jawa, dan sentuhan modern ala Soekarno.
Ciri khas masjid ini antara lain:
- Atap tumpang tiga yang menyerupai bentuk masjid tradisional Jawa.
- Menara ramping bergaya kolonial yang memperkuat kesan megah.
- Detail ukiran sederhana pada pintu dan jendela, menandakan perpaduan seni lokal.
- Ruang utama luas dengan pilar-pilar kokoh, menambah suasana teduh dan khusyuk saat beribadah.
Perpaduan arsitektur tersebut menjadikan Masjid Jamik bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga objek wisata budaya dan sejarah.
4. Fungsi dan Peran Masjid Jamik Bengkulu
Sejak awal berdiri hingga kini, Masjid Jamik berfungsi sebagai:
- Tempat ibadah utama bagi umat Islam di Bengkulu.
- Pusat kegiatan keagamaan, seperti pengajian, tabligh akbar, dan peringatan hari besar Islam.
- Destinasi wisata religi, yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk melihat langsung peninggalan sejarah bangsa.
- Simbol perjuangan, karena erat kaitannya dengan kiprah Soekarno semasa pengasingannya.
5. Wisata Religi dan Budaya
Masjid Jamik Bengkulu kini menjadi salah satu ikon wisata religi provinsi Bengkulu. Banyak wisatawan berkunjung untuk beribadah sekaligus mengenal sejarah perjuangan bangsa. Lokasi masjid yang strategis di pusat kota juga membuatnya mudah dijangkau.
Selain berziarah, pengunjung dapat menikmati suasana khas masjid tua yang masih terawat dengan baik. Masjid ini juga sering masuk dalam paket tur sejarah Bengkulu yang biasanya mencakup Rumah Pengasingan Bung Karno dan Benteng Marlborough.
6. Nilai Spiritual dan Historis
Masjid Jamik bukan hanya tempat shalat, melainkan juga simbol perpaduan antara spiritualitas dan nasionalisme. Sentuhan arsitektur Soekarno mengingatkan generasi bangsa bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan di medan politik, tetapi juga melalui penguatan identitas budaya dan agama.
Keberadaan masjid ini mengajarkan pentingnya menjaga warisan sejarah sebagai bentuk penghormatan pada perjuangan leluhur.
7. Tips Berkunjung ke Masjid Jamik Bengkulu
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, ada beberapa tips agar pengalaman lebih bermakna:
- Kenakan pakaian sopan dan tertutup, sesuai adab di tempat ibadah.
- Datang di waktu shalat untuk merasakan suasana religius jamaah setempat.
- Jelajahi detail arsitektur dan temukan sentuhan khas rancangan Soekarno.
- Kunjungi objek sejarah sekitar seperti Rumah Pengasingan Bung Karno untuk melengkapi perjalanan wisata budaya.
8. Penutup
Masjid Jamik Bengkulu adalah saksi bisu perjalanan sejarah bangsa sekaligus pusat spiritual masyarakat setempat. Dengan arsitektur unik hasil rancangan Soekarno, masjid ini menyimpan nilai religius, budaya, dan nasionalisme yang tinggi.
Kini, masjid tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata religi yang mendidik dan menginspirasi. Mengunjungi Masjid Jamik Bengkulu berarti menyelami sejarah, merasakan ketenangan spiritual, sekaligus menghargai warisan luhur bangsa Indonesia.