
Masjidku.id – Tradisi Islam menekankan adab sebelum ilmu, menempatkan akhlak mulia sebagai pondasi utama dalam menuntut dan mengamalkan pengetahuan.
Dalam tradisi Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban yang mulia. Namun, ilmu tidak akan membawa berkah jika tidak di sertai dengan adab yang benar. Konsep “adab sebelum ilmu” menegaskan bahwa akhlak dan tata krama harus menjadi pondasi utama sebelum seseorang menimba pengetahuan. Hal ini bukan sekadar aturan sosial, melainkan bagian dari ajaran Islam yang di wariskan sejak masa Rasulullah SAW hingga para ulama besar.
Makna Adab dalam Islam
Secara bahasa, adab berarti tata krama, kesopanan, dan perilaku yang baik. Dalam Islam, adab mencakup hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama, dan dengan diri nya sendiri. Tata krama juga meliputi sikap rendah hati, menghormati guru, menghargai sesama penuntut ilmu, serta menjaga niat yang ikhlas.
Dengan Tata krama, ilmu tidak hanya dipandang sebagai kumpulan informasi, tetapi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki akhlak. Tanpa Tata krama, ilmu bisa menjerumuskan seseorang pada kesombongan dan penyalahgunaan pengetahuan.
Dalil Pentingnya Adab
Al-Qur’an dan hadis menegaskan pentingnya Tata krama dalam menuntut ilmu. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujadilah: 11:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Ayat ini menunjukkan keterkaitan erat antara iman, Tata krama, dan ilmu. Ilmu tidak akan memberi derajat tinggi jika tidak di barengi dengan iman dan akhlak.
Rasulullah SAW juga bersabda bahwa beliau di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Ini membuktikan bahwa Tata krama adalah inti dari ajaran Islam, bahkan sebelum pembahasan ilmu yang lebih luas.
Adab Para Ulama Klasik
Para ulama terdahulu menekankan pentingnya adab sebelum ilmu. Imam Malik, misalnya, menasihati murid-muridnya untuk lebih dahulu mempelajari adab sebelum memperdalam fikih. Imam Ahmad bin Hanbal juga menyatakan bahwa seseorang lebih membutuhkan adab daripada ilmu yang banyak.
Di pesantren tradisional, santri di biasakan mempelajari kitab-kitab akhlak seperti Ta’lim al-Muta’allim sebelum masuk pada pelajaran yang lebih berat. Tujuannya agar para penuntut ilmu memiliki hati yang bersih, hormat kepada guru, dan tidak sombong ketika menguasai ilmu.
Bentuk-Bentuk Adab Sebelum Ilmu
- Meluruskan Niat
Menuntut ilmu semata-mata karena Allah, bukan untuk mencari kedudukan atau popularitas. - Menghormati Guru
Mengucapkan salam, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan tidak membantah dengan kasar adalah adab utama terhadap guru. - Rendah Hati
Semakin berilmu, semakin rendah hati. Inilah ciri khas penuntut ilmu sejati dalam Islam. - Disiplin dan Sabar
Ilmu hanya bisa di peroleh dengan kesabaran dan konsistensi, bukan dengan tergesa-gesa. - Mengamalkan Ilmu
Ilmu tanpa amal tidak ada nilainya. Tata krama mengajarkan agar ilmu yang di peroleh di amalkan untuk kebaikan umat.
Relevansi Adab Sebelum Ilmu di Era Modern
Di era modern, akses ilmu semakin mudah dengan teknologi digital. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan. Banyak orang cepat merasa pintar karena informasi mudah di peroleh, tetapi lupa pentingnya adab dalam menyikapi perbedaan atau menyampaikan pendapat.
Tata krama sebelum ilmu mengingatkan kita untuk bijak menggunakan pengetahuan, menghormati orang lain, dan menghindari sikap arogan. Hal ini relevan terutama di media sosial, di mana etika komunikasi sangat dibutuhkan agar ilmu yang dibagikan memberi manfaat, bukan perpecahan.
Manfaat Adab Sebelum Ilmu
- Mendapat berkah dalam ilmu: Pengetahuan yang diperoleh dengan Tata krama akan lebih bermanfaat dan membawa keberkahan.
- Membentuk karakter mulia: Ilmu menjadi sarana memperbaiki diri, bukan sekadar alat debat.
- Menghindari kesombongan: Tata krama menjaga hati agar tetap rendah hati meski memiliki ilmu tinggi.
- Menguatkan ukhuwah: Dengan adab, hubungan antara guru, murid, dan sesama penuntut ilmu semakin harmonis.
Kesimpulan
Adab sebelum ilmu adalah prinsip fundamental dalam tradisi Islam. Tanpa adab, ilmu kehilangan ruhnya dan justru bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan. Para ulama menekankan bahwa akhlak mulia harus menjadi pondasi sebelum seseorang menuntut pengetahuan.
Dengan menerapkan adab, ilmu yang dipelajari tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki akhlak, serta memberi manfaat bagi sesama. Inilah rahasia mengapa adab dalam Islam selalu didahulukan: karena ia adalah cahaya yang menerangi jalan ilmu.