0
0
Masjidku.id – India memiliki banyak peninggalan sejarah Islam yang menakjubkan, salah satunya adalah Jama Masjid di Delhi. Masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar di Asia Selatan sekaligus simbol kejayaan Kesultanan Mughal. Dengan arsitektur megah, sejarah panjang, dan nilai religius yang mendalam, Jama Masjid menjadi destinasi utama bagi umat Muslim maupun wisatawan dari seluruh dunia.
Sejarah Pembangunan Jama Masjid Delhi
Jama Masjid di dirikan oleh Kaisar Mughal Shah Jahan, penguasa yang juga membangun Taj Mahal. Pembangunan masjid di mulai pada tahun 1644 dan selesai pada 1656. Proyek ini melibatkan lebih dari 5.000 pekerja dengan biaya besar pada masanya.
Nama resmi masjid ini adalah Masjid-i Jahan Numa, yang berarti “Masjid yang Mencerminkan Dunia”. Namun, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Jama Masjid, yang berasal dari kata Jami, yaitu masjid utama untuk salat Jumat.
Arsitektur Jama Masjid Delhi Megah Gaya Mughal
Arsitektur Jama Masjid adalah contoh terbaik dari kemegahan gaya Mughal. Masjid ini di bangun dengan kombinasi batu pasir merah dan marmer putih, menghasilkan tampilan yang indah dan kokoh.
Ciri khas arsitekturnya antara lain:
- Halaman Luas: Mampu menampung lebih dari 25.000 jamaah sekaligus.
- Tiga Gerbang Besar: Gerbang timur, utara, dan selatan menjadi pintu masuk utama yang megah.
- Dua Menara Tinggi: Setinggi 40 meter, memberikan pemandangan kota Delhi yang menakjubkan.
- Tiga Kubah Marmer Putih: Melambangkan keseimbangan dan keindahan arsitektur Islam.
- Ruang Shalat: Di penuhi ukiran kaligrafi indah dan desain geometris khas Mughal.
Dengan desain simetris dan detail yang rumit, Jama Masjid di anggap sebagai salah satu mahakarya arsitektur Islam di India.
Fungsi Religius dan Sosial Jama Masjid Delhi
Sejak awal berdirinya, Jama Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan pendidikan.
- Tempat Salat Jumat
Masjid ini menjadi pusat utama salat Jumat di Delhi dengan ribuan jamaah hadir setiap pekan. - Hari Raya Islam
Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Jama Masjid di padati puluhan ribu umat Islam yang datang untuk melaksanakan salat bersama. - Pusat Pendidikan Islam
Di sekitarnya terdapat madrasah dan pusat kajian Islam yang terus aktif hingga kini.
Jama Masjid sebagai Destinasi Wisata
Selain fungsi keagamaannya, Jama Masjid juga menjadi objek wisata populer di India. Wisatawan datang untuk:
- Mengagumi keindahan arsitektur dan sejarahnya.
- Menyaksikan pemandangan kota Delhi dari puncak menara.
- Mengikuti tur budaya untuk memahami peran Islam dalam sejarah India.
Namun, pengunjung tetap di wajibkan mematuhi aturan kesopanan berpakaian serta menjaga kekhusyukan suasana religius.
Nilai Sejarah dan Simbol Identitas
Jama Masjid adalah saksi bisu perjalanan panjang Islam di India. Keberadaannya mencerminkan:
- Kebesaran Dinasti Mughal sebagai penguasa besar di Asia Selatan.
- Simbol Persatuan Umat melalui ibadah berjamaah yang melibatkan ribuan orang.
- Warisan Budaya Dunia yang menggabungkan seni, sejarah, dan spiritualitas.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga warisan sejarah yang memperkaya identitas India sebagai negara multikultural.
Akses dan Lokasi
Jama Masjid berlokasi di Old Delhi, dekat dengan Red Fort, salah satu situs bersejarah Mughal lainnya. Kemudian lokasinya mudah diakses dengan transportasi umum, seperti metro Delhi atau becak tradisional.
Kompleks Jama Masjid dikelilingi pasar-pasar tradisional seperti Chandni Chowk, yang menambah daya tarik wisatawan untuk menikmati suasana klasik kota Delhi.
Kesimpulan
Jama Masjid di Delhi, India, adalah masjid bersejarah yang menjadi ikon Islam dan warisan budaya dunia. Dengan arsitektur megah, halaman luas, serta nilai sejarah yang mendalam, masjid ini tidak hanya penting bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi destinasi wisata spiritual dan budaya.
Bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam sejarah Islam di India, Jama Masjid adalah tempat yang wajib dikunjungi. Keindahan dan keagungannya akan selalu menjadi saksi kejayaan peradaban Mughal yang tak lekang oleh waktu.
About the Author
