Masjidku.id – Makam Habib Ali Kwitang di Jakarta Pusat menjadi destinasi ziarah religi yang sarat sejarah dan spiritualitas umat Islam.
1. Pengenalan Sosok Habib Ali Kwitang
Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi, yang lebih dikenal sebagai Habib Ali Kwitang, adalah salah satu ulama besar yang sangat berpengaruh di Indonesia, khususnya di Jakarta. Beliau lahir pada tahun 1870 di Kwitang, Jakarta, dan dikenal sebagai pendakwah yang penuh kasih, berilmu luas, serta tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di tanah Betawi.
Habib Ali berasal dari keluarga keturunan Rasulullah SAW melalui jalur Alawiyyin dari Hadramaut, Yaman. Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai ulama yang rendah hati, dermawan, dan dekat dengan rakyat kecil. Melalui majelis taklim dan kegiatan dakwahnya, Habib Ali berhasil membina hubungan erat antara ulama, pemerintah, dan masyarakat.
BACA JUGA : Masjid Agung Banten: Keindahan dan Sejarah Ikonik Tanah Jawara
2. Lokasi dan Akses Menuju Makam Habib Ali Kwitang
Makam Habib Ali Kwitang terletak di kawasan Masjid Al-Riyadh Kwitang, Jalan Kwitang Raya, Senen, Jakarta Pusat. Lokasinya sangat strategis dan mudah di jangkau, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Dari Stasiun Pasar Senen atau Halte Busway Kwitang, pengunjung hanya perlu berjalan kaki beberapa menit untuk sampai ke kompleks masjid dan makam.
Area ini di kenal sebagai pusat kegiatan keagamaan dan dakwah Islam di Jakarta sejak abad ke-20. Hingga kini, setiap harinya ratusan peziarah datang untuk berziarah, berdoa, dan mengenang jasa besar Habib Ali dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh kasih dan toleransi.
3. Sejarah Masjid dan Kompleks Makam
Masjid Al-Riyadh Kwitang di bangun oleh Habib Ali pada awal abad ke-20 sebagai tempat pengajian dan pusat kegiatan umat Islam. Dari sinilah lahir majelis taklim yang sangat terkenal, yaitu Majelis Kwitang, yang menjadi rujukan utama bagi masyarakat Betawi dan sekitarnya.
Setelah wafat pada tahun 1968, Habib Ali di makamkan di halaman masjid yang beliau bangun sendiri. Makamnya kini menjadi tempat ziarah religi yang sangat di hormati. Di kompleks yang sama juga di makamkan beberapa keturunan dan murid beliau, termasuk ulama penerus dakwahnya.
Arsitektur masjid dan makam tetap di jaga keasliannya. Dinding berwarna putih, ornamen kaligrafi Arab, dan suasana tenang menjadikan tempat ini terasa penuh khidmat dan spiritual.
4. Tradisi Ziarah dan Kegiatan Keagamaan
Setiap hari, terutama pada hari Jumat dan bulan Ramadan, Makam Habib Ali Kwitang ramai di kunjungi jamaah dari berbagai daerah. Mereka datang untuk berziarah, membaca doa, dan mengenang perjuangan beliau. Suasana di sekitar makam terasa sangat damai, di iringi lantunan salawat dan doa yang menenangkan hati.
Selain ziarah, Majelis Taklim Al-Riyadh masih aktif mengadakan kegiatan rutin seperti:
- Pengajian mingguan dan pembacaan Maulid Simtudduror
- Peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra Mi’raj
- Kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan buka puasa bersama
- Kajian kitab klasik yang di ikuti oleh ulama dan santri dari berbagai daerah
Tradisi ini menjadi bukti bahwa semangat dakwah Habib Ali tetap hidup di tengah masyarakat modern Jakarta.
5. Nilai Spiritual dan Keteladanan Habib Ali
Habib Ali Kwitang di kenal sebagai sosok yang menyebarkan Islam dengan kelembutan dan cinta kasih. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak, tetapi mengajarkan Islam melalui teladan, akhlak, dan ketulusan. Salah satu pesan beliau yang terkenal adalah pentingnya menjaga silaturahmi dan menjauhi permusuhan.
Beliau juga di kenal karena perannya dalam menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang. Saat masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Habib Ali aktif memberikan dukungan moral dan spiritual kepada para pejuang serta menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh nasional seperti Bung Karno dan KH Hasyim Asy’ari.
Nilai-nilai yang beliau ajarkan masih relevan hingga kini: moderasi, persaudaraan, dan kasih sayang antar sesama.
6. Makam sebagai Warisan Sejarah Islam Jakarta
Makam Habib Ali Kwitang bukan hanya tempat ziarah, tetapi juga situs sejarah penting perkembangan Islam di Jakarta. Keberadaan masjid dan majelis Kwitang mencerminkan perjalanan panjang dakwah Islam di kota metropolitan yang penuh dinamika.
Pemerintah daerah bersama keluarga besar Alhabsyi terus menjaga dan melestarikan kawasan ini sebagai warisan budaya religius. Dengan tetap mempertahankan fungsi keagamaannya, tempat ini menjadi pusat pembelajaran spiritual bagi generasi muda Islam.
7. Suasana dan Etika Saat Berziarah
Saat berziarah ke makam Habib Ali, pengunjung di harapkan menjaga kesopanan, ketenangan, dan kebersihan. Biasanya, peziarah membaca doa, surat Yasin, atau tahlil dengan penuh khidmat. Banyak pula yang membawa oleh-oleh sederhana seperti air atau bunga untuk diletakkan di area makam sebagai simbol penghormatan.
Pengurus masjid dan relawan setempat selalu mengingatkan agar ziarah di lakukan dengan niat tulus, bukan untuk meminta sesuatu selain kepada Allah SWT. Semangat ini sejalan dengan ajaran Habib Ali yang selalu menekankan tauhid dan cinta Rasulullah SAW.
Kesimpulan
Makam Habib Ali Kwitang di Jakarta Pusat bukan sekadar tempat peristirahatan seorang ulama besar, tetapi juga simbol sejarah, spiritualitas, dan warisan dakwah Islam di Indonesia. Dari masjid dan majelis yang beliau dirikan, ajaran tentang cinta, ilmu, dan persaudaraan terus mengalir bagi umat Islam.
Ziarah ke makam beliau bukan hanya mengenang jasa seorang ulama, tetapi juga meneladani perjuangan dan ketulusan beliau dalam menyebarkan cahaya Islam di tanah Betawi. Dengan suasana yang khidmat di tengah hiruk pikuk Jakarta, tempat ini menjadi oase spiritual yang menenangkan hati siapa pun yang datang dengan niat yang ikhlas.
