
Makam Sultan Hasanuddin di Gowa, Sulawesi Selatan menjadi situs bersejarah dan wisata religi untuk mengenang perjuangan pahlawan nasional.
Sulawesi Selatan menyimpan banyak kisah perjuangan melawan penjajahan. Salah satu tokoh besar yang namanya abadi dalam sejarah Indonesia adalah Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16 yang di kenal dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Untuk mengenang jasanya, makam beliau di Gowa kini menjadi destinasi wisata religi dan sejarah yang ramai di kunjungi.
BACA JUGA : Kontribusi Cendekiawan Muslim dalam Perkembangan Ilmu Dunia
Siapa Sultan Hasanuddin?
Sultan Hasanuddin lahir pada tahun 1631 dan naik tahta menjadi Raja Gowa ke-16 pada tahun 1653. Ia memimpin Kerajaan Gowa dalam perlawanan sengit melawan Belanda (VOC) yang ingin menguasai perdagangan rempah di wilayah timur Indonesia.
Di kenal pemberani, tegas, dan gigih, Sultan Hasanuddin mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” karena keberaniannya menghadapi kolonial Belanda. Perlawanan beliau mencapai puncaknya dalam Perjanjian Bongaya tahun 1667, meski akhirnya Gowa harus mengakui kekuasaan VOC, perjuangan Sultan Hasanuddin tetap di kenang sebagai simbol keberanian rakyat Sulawesi Selatan.
Beliau wafat pada tahun 1670 dan kemudian di makamkan di Gowa, Sulawesi Selatan.
Lokasi Makam Sultan Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin terletak di Kompleks Pemakaman Raja-Raja Gowa di Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lokasinya hanya berjarak sekitar 9 km dari Kota Makassar, sehingga mudah di akses oleh wisatawan maupun peziarah.
Kompleks ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir para raja Gowa dan bangsawan kerajaan, menjadikannya kawasan bersejarah dengan nilai budaya tinggi.
Arsitektur dan Suasana Makam
Makam Sultan Hasanuddin berada dalam kompleks bercorak arsitektur tradisional Makassar dengan sentuhan Islam.
Ciri khas kompleks makam:
- Bangunan Berbentuk Kubah: Makam utama di lindungi oleh bangunan berkubah yang menyerupai bentuk masjid kecil.
- Ukiran Tradisional: Dinding dan pintu masuk di hiasi ukiran khas Makassar yang sederhana namun sarat makna.
- Suasana Religius: Lingkungan sekitar tenang, rindang, dan terjaga kebersihannya, memberi suasana khidmat bagi peziarah.
- Kompleks Pemakaman: Selain makam Sultan Hasanuddin, terdapat makam raja-raja Gowa lainnya yang juga menjadi bagian penting dari sejarah kerajaan.
Tradisi Ziarah dan Makna Historis
Makam Sultan Hasanuddin sering di kunjungi peziarah, pelajar, hingga peneliti sejarah. Tradisi berziarah dilakukan untuk:
- Mendoakan Arwah – Mengirim doa kepada Sultan Hasanuddin sebagai bentuk penghormatan.
- Belajar Sejarah – Kompleks makam sering dijadikan lokasi edukasi sejarah perjuangan bangsa.
- Wisata Religi – Bagi masyarakat lokal maupun luar daerah, berkunjung ke makam ini juga menjadi bagian dari perjalanan spiritual.
Makam ini sekaligus mengingatkan generasi muda akan pentingnya semangat perjuangan melawan penjajahan.
Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional
Sultan Hasanuddin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1973 oleh pemerintah Indonesia. Gelar ini mempertegas peran besar beliau dalam perjuangan melawan kolonialisme dan mempertahankan kedaulatan wilayah timur Nusantara.
Akses dan Fasilitas
Menuju makam Sultan Hasanuddin sangat mudah. Dari pusat Kota Makassar, perjalanan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum sekitar 20–30 menit.
Fasilitas yang tersedia di area makam antara lain:
- Area parkir yang cukup luas.
- Pemandu lokal yang bisa menjelaskan sejarah kompleks.
- Taman sekitar yang rindang dan asri.
- Mushola dan tempat istirahat sederhana untuk pengunjung.
Tips Berkunjung ke Makam Sultan Hasanuddin
- Kenakan Pakaian Sopan – Mengingat tempat ini adalah situs religi dan bersejarah.
- Hormati Adab Ziarah – Jagalah ketenangan dan kesakralan kawasan makam.
- Bawa Bekal Edukasi – Cocok untuk pelajar atau komunitas yang ingin belajar sejarah.
- Luangkan Waktu Jelajah Gowa – Selain makam, Gowa juga memiliki benteng bersejarah Somba Opu yang menarik untuk dikunjungi.
Kesimpulan
Makam Sultan Hasanuddin di Gowa, Sulawesi Selatan, adalah salah satu situs bersejarah penting di Indonesia. Selain menjadi tempat peristirahatan seorang pahlawan nasional, kompleks ini juga menjadi simbol perjuangan rakyat Sulawesi Selatan melawan penjajahan.Dengan suasana religius, arsitektur khas, serta nilai sejarah tinggi, makam ini tidak hanya menjadi destinasi ziarah, tetapi juga media pembelajaran sejarah bangsa. Mengunjungi makam Sultan Hasanuddin adalah cara untuk mengenang semangat juang “Ayam Jantan dari Timur” yang abadi sepanjang masa.