Masjidku.id – Masjid Agung Banten, masjid ikonik penuh sejarah yang memadukan arsitektur Islam, Jawa, dan Tionghoa di Banten.
1. Pengenalan Masjid Agung Banten
Banten di kenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan sejarah dan budaya Islam di Indonesia. Di antara peninggalan bersejarahnya, Masjid Agung Banten menjadi simbol kejayaan Kesultanan Banten sekaligus bukti perpaduan budaya yang harmonis. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi ikon religi dan destinasi wisata sejarah yang sangat populer di Pulau Jawa.
Masjid Agung Banten terletak di kompleks Keraton Surosowan, Kota Serang, dan di bangun pada masa Sultan Maulana Hasanuddin — putra dari Sunan Gunung Jati — sekitar tahun 1552 Masehi. Sejak saat itu, masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Banten hingga kini.
BACA JUGA : Makam Habib Husein Luar Batang: Jejak Wali dan Sejarah Islam
2. Arsitektur Unik dan Penuh Filosofi
Salah satu daya tarik utama dari Masjid Agung Banten adalah arsitekturnya yang unik dan sarat makna. Masjid ini memadukan gaya arsitektur Islam, Jawa, Eropa, dan Tionghoa. Atapnya berbentuk tumpang lima, yang melambangkan rukun Islam. Desain atap seperti ini umum di temukan pada masjid-masjid tua di Jawa, namun di Masjid Agung ini tampil lebih megah dan anggun.
Menara masjid yang berdiri di sebelah timur menjadi ciri khas tersendiri. Menara ini berbentuk silinder setinggi 24 meter, menyerupai mercusuar, dan di bangun oleh arsitek asal Belanda bernama Hendrik Lucas Cardeel. Dari puncak menara, pengunjung dapat menikmati panorama indah kawasan Banten Lama yang kaya nilai sejarah.
Selain menara dan atap, terdapat pula ornamen bergaya Tionghoa pada beberapa bagian dinding dan pintu masjid, hasil pengaruh kuat hubungan antarbudaya pada masa Kesultanan Banten. Arsitektur ini menjadi simbol keharmonisan dan toleransi antar etnis di masa lampau.
3. Sejarah dan Peran Spiritual
Masjid Agung Banten memiliki sejarah panjang sebagai pusat dakwah Islam di Jawa bagian barat. Pada abad ke-16 hingga ke-17, Banten di kenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Nusantara. Masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama, pedagang, dan masyarakat dari berbagai wilayah.
Selain itu, masjid ini juga memiliki nilai spiritual tinggi bagi masyarakat sekitar. Setiap tahun, ribuan peziarah datang untuk berdoa dan berziarah ke makam para sultan dan ulama besar yang di makamkan di kompleks masjid, termasuk Sultan Maulana Hasanuddin dan keluarganya. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Banten.
4. Renovasi dan Pelestarian
Seiring berjalannya waktu, Masjid Agung Banten telah mengalami beberapa tahap renovasi untuk menjaga keasliannya. Pemerintah daerah dan masyarakat bekerja sama melakukan perawatan terhadap struktur bangunan, menara, serta kawasan sekitarnya. Meskipun telah berusia lebih dari empat abad, masjid ini tetap tegak megah dan kokoh berkat bahan bangunan berkualitas dan desain tradisional yang kuat.
Upaya pelestarian juga di lakukan dengan menjaga fungsi masjid sebagai tempat ibadah aktif. Setiap hari, masjid ini ramai di kunjungi oleh jamaah dari berbagai daerah yang ingin melaksanakan shalat atau sekadar menikmati suasana religius di lingkungan bersejarah.
5. Destinasi Wisata Religi dan Edukasi
Masjid Agung Banten kini menjadi ikon wisata religi dan edukasi yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Di sekitar kompleks masjid terdapat berbagai peninggalan bersejarah seperti reruntuhan Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, dan Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Kawasan ini menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten sebagai kerajaan maritim besar yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Bagi wisatawan, berkunjung ke Masjid Agung Banten bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga perjalanan sejarah untuk mengenal lebih dalam akar budaya Islam di Indonesia.
6. Nilai Filosofis dan Makna Religius
Masjid ini mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, keteguhan iman, dan persaudaraan antar umat. Arsitektur yang memadukan berbagai budaya menjadi pengingat bahwa Islam di Nusantara berkembang dengan damai dan adaptif terhadap lingkungan sosialnya. Nilai-nilai tersebut masih terus dijaga oleh masyarakat Banten hingga kini.
Bentuk menara yang menjulang tinggi melambangkan hubungan manusia dengan Allah, sedangkan atap bertingkat menunjukkan perjalanan spiritual umat Islam dari dasar keimanan hingga puncak ketakwaan.
Kesimpulan
Masjid Agung Banten bukan sekadar tempat ibadah, melainkan warisan sejarah dan budaya Islam yang tak ternilai. Dengan arsitektur megah, nilai spiritual mendalam, dan makna toleransi yang kuat, masjid ini menjadi simbol kejayaan dan keharmonisan umat Islam di Banten. Hingga kini, Masjid Agung Banten tetap menjadi destinasi favorit bagi para peziarah, wisatawan, dan pencinta sejarah yang ingin menyaksikan kemegahan Islam masa lampau di tanah Jawara.
