
Sejarah Masjid Agung Ibnu Batutah
Masjidku.id – Masjid Agung Ibnu Batutah merupakan salah satu masjid megah di Pulau Bali yang menjadi pusat ibadah sekaligus wisata religi. Masjid ini di bangun di kawasan Nusa Dua, salah satu destinasi wisata internasional di Bali. Nama masjid ini di ambil dari Ibnu Batutah, seorang ulama, cendekiawan, sekaligus penjelajah Muslim asal Maroko pada abad ke-14 yang terkenal dengan perjalanan ke berbagai penjuru dunia.
Pembangunan masjid ini bertujuan untuk menyediakan rumah ibadah representatif bagi umat Islam, khususnya wisatawan Muslim yang datang ke Bali, sekaligus memperkuat citra Bali sebagai pulau multikultural dengan toleransi tinggi.
Arsitektur Masjid Agung Ibnu Batutah yang Megah
Masjid Agung Ibnu Batutah memiliki desain arsitektur modern yang di padukan dengan nuansa Islami. Kubah berwarna hijau keemasan menjadi ciri khas yang terlihat menawan dari kejauhan. Masjid ini memiliki menara yang ramping namun menjulang tinggi, menambah kesan elegan dan sakral.
Interior masjid di desain luas dan nyaman, dengan karpet merah tebal, lampu gantung megah, serta ornamen kaligrafi yang menghiasi dinding. Ventilasi udara yang baik serta pencahayaan alami dari jendela-jendela besar membuat suasana beribadah terasa tenang dan khusyuk.
Arsitektur masjid ini sekaligus menegaskan bahwa Bali, meski di kenal sebagai pulau dengan mayoritas Hindu, juga memberikan ruang yang layak bagi umat Islam.
Kapasitas dan Fasilitas Masjid Agung Ibnu Batutah
Masjid Ibnu Batutah mampu menampung ribuan jamaah, terutama saat shalat Jumat atau hari besar Islam. Fasilitas yang tersedia di masjid ini sangat lengkap, antara lain:
- Ruang shalat utama yang luas.
- Area wudhu modern dan nyaman.
- Aula serbaguna untuk pengajian, seminar, atau acara sosial.
- Perpustakaan kecil dengan koleksi literatur Islami.
- Area parkir luas untuk kendaraan jamaah dan wisatawan.
- Taman asri yang menambah keindahan suasana sekitar masjid.
Dengan fasilitas tersebut, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Muslim di Bali.
Peran Religi dan Sosial
Masjid Ibnu Batutah berperan besar dalam kehidupan umat Islam di Bali. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menggelar berbagai kegiatan rutin, antara lain:
- Pengajian mingguan dan kajian tafsir.
- Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk anak-anak.
- Santunan sosial untuk anak yatim dan dhuafa.
- Acara buka puasa bersama dan shalat tarawih saat Ramadan.
- Kegiatan dakwah untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Dengan peran ini, masjid benar-benar menjadi pusat keagamaan, pendidikan, sekaligus sosial kemasyarakatan.
Wisata Religi dan Multikultural
Masjid Agung Ibnu Batutah tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi di Bali. Banyak wisatawan Muslim yang berkunjung ke Nusa Dua singgah di masjid ini untuk beribadah sekaligus mengagumi keindahan arsitekturnya.
Keberadaan masjid ini juga menjadi simbol harmonisasi budaya dan agama di Bali. Meski berada di kawasan pariwisata internasional, masjid tetap berdiri kokoh berdampingan dengan tempat ibadah agama lain, mencerminkan toleransi yang kuat di Pulau Dewata.
Filosofi Nama Ibnu Batutah
Pemilihan nama Ibnu Batutah bukan tanpa alasan. Ibnu Batutah dikenal sebagai penjelajah Muslim yang berwawasan luas, membawa pesan perdamaian, ilmu, dan persaudaraan lintas bangsa. Dengan nama ini, diharapkan masjid dapat menjadi simbol keterbukaan, pengetahuan, dan ukhuwah Islamiyah yang kuat.
Kesimpulan
Masjid Agung Ibnu Batutah di Nusa Dua, Bali, adalah ikon religi sekaligus kebanggaan umat Islam. Dengan arsitektur megah, fasilitas lengkap, serta peran penting dalam kehidupan keagamaan dan sosial, masjid ini menjadi destinasi wajib bagi wisatawan Muslim.
Selain menjadi pusat ibadah, masjid ini juga mencerminkan nilai toleransi, persaudaraan, dan keharmonisan antarumat beragama di Bali. Bagi wisatawan, berkunjung ke Masjid Agung Ibnu Batutah adalah pengalaman spiritual sekaligus budaya yang tidak boleh dilewatkan.