Masjidku.id – Menelusuri keindahan dan sejarah masjid bersejarah di Sulawesi Selatan yang menjadi bukti penyebaran Islam di Nusantara.
Sulawesi Selatan tidak hanya di kenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga dengan jejak sejarah Islam yang kuat dan mendalam. Sejak abad ke-16, daerah ini menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia bagian timur. Salah satu warisan terpenting dari masa itu adalah masjid-masjid bersejarah yang hingga kini masih berdiri megah sebagai saksi perjalanan panjang dakwah Islam di wilayah ini.
Masjid-masjid tua di Sulawesi Selatan bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, dakwah, dan budaya masyarakat lokal. Arsitekturnya yang khas menggabungkan unsur lokal Bugis-Makassar dengan pengaruh Islam menjadikannya unik dan penuh makna simbolis.
Berikut ini adalah beberapa masjid bersejarah di Sulawesi Selatan yang memiliki nilai spiritual dan historis tinggi.
BACA JUGA : Makna Simbolis Makam dalam Kehidupan Sosial
1. Masjid Tua Katangka – Gowa
Masjid Tua Katangka adalah masjid tertua di Sulawesi Selatan, sekaligus salah satu yang paling bersejarah di Indonesia. Kemudian, masjid ini di bangun pada tahun 1603 Masehi oleh Raja Gowa ke-14, Sultan Alauddin, yang merupakan raja pertama di Gowa yang memeluk Islam.
Masjid ini terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, tidak jauh dari Benteng Somba Opu yang dulu menjadi pusat Kerajaan Gowa-Tallo.
Keunikan Arsitektur
Bangunan masjid ini memiliki dinding setebal 120 cm dengan bahan dasar campuran kapur, batu, dan pasir. Arsitekturnya mencerminkan perpaduan gaya lokal dan Timur Tengah, terlihat dari bentuk atap tumpang tiga yang menyerupai model atap masjid tradisional Nusantara.
Pintu dan jendela masjid di buat rendah, yang melambangkan kerendahan hati dan penghormatan kepada Allah SWT. Di bagian dalamnya terdapat mimbar tua yang terbuat dari kayu jati, di percantik dengan ukiran khas Bugis-Makassar.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Tua Katangka juga menjadi pusat penyebaran Islam pertama di wilayah timur Indonesia. Hingga kini, masjid ini masih di gunakan dan menjadi salah satu destinasi wisata religi unggulan Sulawesi Selatan.
2. Masjid Tua Palopo – Luwu
Masjid Tua Palopo merupakan salah satu peninggalan penting dari Kerajaan Luwu, kerajaan Islam tertua di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, masjid ini didirikan pada tahun 1604 Masehi oleh Datu Patimang (Sulaiman Datuk ri Bandang), salah satu dari tiga ulama penyebar Islam di Sulawesi Selatan yang di kenal sebagai Tiga Datuk (bersama Datuk ri Tiro dan Datuk ri Pattimang).
Masjid ini terletak di Kelurahan Tua, Kecamatan Wara, Kota Palopo, dan menjadi simbol penyebaran Islam di bagian utara Sulawesi Selatan.
Ciri Arsitektur dan Nilai Filosofis
Bangunan Masjid Tua Palopo memiliki dinding tebal dari batu kapur dan kayu jati. Kubahnya tidak berbentuk bulat seperti masjid modern, melainkan berupa atap limas bertingkat tiga, melambangkan tiga tingkatan keimanan: Islam, Iman, dan Ihsan.
Masjid ini juga memiliki beduk kuno dan mimbar kayu berukir halus yang masih di gunakan hingga sekarang. Di sekitar masjid terdapat makam raja-raja Luwu dan tokoh penyebar Islam, menambah nilai sejarah dan spiritual tempat ini.
Masjid Tua Palopo hingga kini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya Islam di wilayah Luwu Raya, terutama saat bulan Ramadan dan peringatan hari besar Islam.
3. Masjid Agung Syekh Yusuf – Gowa
Masjid Agung Syekh Yusuf terletak di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, dan di namai untuk menghormati Syekh Yusuf al-Makassari, ulama besar dan pahlawan nasional asal Gowa yang di kenal luas hingga ke Afrika Selatan.
Selanjutnya, masjid ini dibangun pada pertengahan abad ke-17, berdekatan dengan kompleks makam Syekh Yusuf, menjadikannya tempat ziarah religius yang sangat populer.
Keistimewaan dan Fungsi Sosial
Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan Islam. Arsitektur masjid menggabungkan gaya modern dan tradisional Bugis-Makassar, dengan menara tinggi yang melambangkan semangat dakwah yang menjulang ke seluruh penjuru dunia.
Di dalam kompleks masjid, terdapat museum mini Syekh Yusuf yang menyimpan benda-benda peninggalan sejarah, termasuk manuskrip dan pakaian beliau.
Masjid Agung Syekh Yusuf menjadi simbol semangat perdamaian, ilmu, dan perjuangan, yang diwariskan oleh sang ulama besar bagi generasi penerus bangsa.
4. Masjid Tua Allu – Polman
Meskipun secara administratif berada di perbatasan Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, Masjid Tua Allu memiliki hubungan erat dengan sejarah Islam di wilayah Bugis dan Mandar. Dibangun pada abad ke-17, masjid ini menjadi saksi penyebaran Islam di bagian barat Sulawesi.
Arsitektur Masjid Tua Allu sederhana, namun penuh makna filosofis. Dindingnya terbuat dari campuran batu dan tanah liat, atapnya berbentuk tumpang tiga dengan puncak menyerupai mustaka khas masjid Bugis.
Masjid ini sering dijadikan lokasi ziarah dan kegiatan dakwah lintas daerah, memperkuat hubungan sosial dan keagamaan antar masyarakat Bugis, Makassar, dan Mandar.
5. Nilai Sosial dan Budaya Masjid-Masjid Bersejarah di Sulawesi Selatan
Masjid-masjid tua di Sulawesi Selatan tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kehidupan sosial masyarakat. Di sinilah nilai-nilai Islam, gotong royong, dan kearifan lokal berpadu harmonis.
Beberapa fungsi sosial masjid bersejarah antara lain:
- Tempat musyawarah dan pengambilan keputusan penting masyarakat.
- Pusat pendidikan agama, tempat anak-anak belajar mengaji dan memahami nilai-nilai Islam.
- Sarana pelestarian budaya, di mana tradisi seperti Maulid, Isra Mi’raj, dan ziarah leluhur dijaga dengan penuh hormat.
Melalui masjid, masyarakat Sulawesi Selatan membangun identitas keislaman yang kuat sekaligus mempertahankan warisan budaya lokal yang bernilai tinggi.
Kesimpulan
Masjid-masjid bersejarah di Sulawesi Selatan adalah warisan spiritual dan kebudayaan yang tak ternilai. Mereka bukan sekadar bangunan tua, melainkan simbol penyebaran Islam, pusat pembelajaran, dan pengikat sosial masyarakat.
Dari Masjid Tua Katangka yang menjadi pelopor Islam di Gowa hingga Masjid Tua Palopo yang menjaga semangat keislaman di Luwu, semuanya mengajarkan nilai keimanan, kesederhanaan, dan kebersamaan.
Menjaga dan melestarikan masjid-masjid ini berarti melestarikan sejarah, budaya, dan identitas Islam Nusantara yang telah membentuk wajah Sulawesi Selatan hingga hari ini. 🕌✨
