
Masjidku.id – Pelajari cara berziarah yang benar agar terhindar dari perbuatan syirik dan tetap menjaga kemurnian tauhid dalam beribadah kepada Allah.
Pendahuluan
Berziarah atau mengunjungi makam orang-orang yang telah meninggal merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan oleh umat Islam. Selain menjadi sarana untuk mengingat kematian dan mendoakan yang telah wafat, ziarah juga bisa menjadi momen introspeksi diri agar seseorang semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Namun, di balik amal yang mulia ini, terdapat bahaya besar yang harus diwaspadai, yaitu perbuatan syirik — menyekutukan Allah dalam ibadah. Banyak orang yang tanpa disadari tergelincir dalam bentuk kesyirikan kecil saat berziarah, seperti meminta pertolongan kepada penghuni kubur atau menganggap bahwa arwah memiliki kekuatan gaib.
Artikel ini akan membahas pentingnya menghindari syirik dalam berziarah, bagaimana menjaga kemurnian tauhid, dan adab berziarah yang sesuai dengan ajaran Islam.
Makna Syirik dan Bahayanya dalam Berziarah
Apa itu Syirik?
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu dalam hal yang menjadi kekhususan-Nya, seperti dalam berdoa, meminta pertolongan, atau beribadah. Syirik merupakan dosa terbesar dalam Islam, karena secara langsung merusak fondasi iman dan tauhid seseorang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An-Nisa: 48)
Syirik dapat terjadi dalam berbagai bentuk — baik yang besar (syirik akbar) maupun yang kecil (syirik ashghar). Dalam konteks berziarah, syirik sering muncul ketika seseorang menjadikan kubur sebagai tempat memohon doa, meminta berkah, atau menganggap orang yang sudah meninggal memiliki kekuatan untuk menolong.
BACA JUGA : Sejarah Masjid Pertama Indonesia
Tujuan Sejati Berziarah dalam Islam
Islam tidak melarang umatnya untuk berziarah ke makam. Rasulullah ﷺ bahkan menganjurkan ziarah kubur dengan niat yang benar. Dalam sebuah hadis beliau bersabda:
“Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian karena ziarah kubur dapat mengingatkan kalian kepada kematian.”
(HR. Muslim)
Dari hadis ini jelas bahwa tujuan utama berziarah adalah untuk mengingat kematian dan mendoakan orang yang telah meninggal, bukan untuk mencari pertolongan atau kekuatan gaib dari penghuni kubur.
Ziarah di lakukan agar hati menjadi lembut, manusia menyadari kefanaan dunia, dan semakin rajin beramal saleh sebagai bekal menuju akhirat.
Bentuk-Bentuk Syirik dalam Berziarah
Berikut beberapa bentuk kesalahan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan saat berziarah:
- Meminta kepada orang yang sudah meninggal.
Misalnya seseorang berdoa di depan makam sambil berkata, “Wahai wali, tolong bantu saya mendapatkan rezeki.” Ini adalah bentuk syirik besar, karena hanya Allah yang berhak di mintai pertolongan. - Menyembelih hewan atau membawa sesajen di kuburan.
Tindakan ini termasuk bentuk persembahan kepada selain Allah, yang merupakan kesyirikan. - Mengusap batu nisan atau tanah kubur untuk mencari berkah.
Tidak ada dalil yang membenarkan perbuatan ini. Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan umatnya untuk mengambil berkah dari benda atau tempat. - Menjadikan kubur sebagai tempat ibadah.
Membuat bangunan di atas makam atau shalat menghadap ke kubur termasuk hal yang di larang karena dapat menimbulkan fitnah kesyirikan. - Meyakini bahwa arwah orang saleh bisa memberi manfaat atau menolak bahaya.
Ini adalah keyakinan yang bertentangan dengan tauhid. Semua manfaat dan mudarat hanya ada di tangan Allah semata.
Cara Menghindari Syirik dalam Berziarah
Agar ziarah menjadi amal yang berpahala dan tidak tergelincir dalam kesyirikan, berikut beberapa panduan yang perlu di perhatikan:
1. Luruskan Niat
Niat berziarah semata-mata untuk mengingat kematian, mendoakan orang yang telah wafat, dan mengambil pelajaran dari kehidupan. Jangan ada niat mencari keberkahan atau pertolongan dari penghuni kubur.
2. Membaca Doa Sesuai Sunnah
Saat tiba di makam, ucapkan salam dan doa sebagaimana di ajarkan Rasulullah ﷺ:
“Assalamu’alaikum ahlad-diyar minal-mu’minin wal-muslimin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Nas’alullah lana wa lakumul ‘afiyah.”
(Artinya: Semoga keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Kami insya Allah akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan bagi kami dan bagi kalian.)
3. Tidak Melakukan Ritual yang Tidak Diajarkan Syirik dalam Berziarah
Hindari membaca doa-doa khusus yang tidak bersumber dari sunnah, apalagi melakukan amalan bid’ah seperti mengelilingi makam atau menyalakan dupa.
4. Jaga Etika dan Adab
Berpakaian sopan, berbicara dengan lembut, dan tidak melakukan hal yang dapat mengganggu ketenangan tempat tersebut. Jangan duduk atau menginjak kubur karena hal itu di larang oleh Rasulullah ﷺ.
5. Hanya Meminta kepada Allah
Segala bentuk doa, permintaan, dan harapan hanya ditujukan kepada Allah. Penghuni kubur hanyalah manusia biasa yang telah meninggal dan tidak memiliki kekuasaan lagi.
Nilai Tauhid dalam Ziarah Kubur
Menjauhi syirik saat berziarah sejatinya adalah bagian dari menjaga tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh bentuk ibadah. Seorang mukmin yang benar memahami bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu — baik memberi rezeki, menghidupkan, maupun mematikan.
Dengan memahami hal ini, berziarah bukan sekadar tradisi, tetapi menjadi ibadah penuh makna spiritual, tempat seseorang memperbarui iman dan kesadarannya akan kehidupan akhirat.
Kesimpulan
Berziarah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam apabila dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai tuntunan syariat. Namun, apabila disertai keyakinan yang menyimpang — seperti meminta kepada penghuni kubur atau mencari berkah dari makam — maka ziarah bisa berubah menjadi perbuatan syirik.
Oleh karena itu, setiap muslim wajib menjaga kemurnian tauhid dalam setiap bentuk ibadah, termasuk dalam ziarah kubur. Jadikan kegiatan ini sebagai sarana untuk mendoakan saudara seiman dan mengingat bahwa setiap manusia akan kembali kepada Sang Pencipta.
Dengan niat yang tulus dan pemahaman yang benar, berziarah akan menjadi amalan yang mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan kita dari perbuatan syirik.