Pada pagi yang penuh duka, dunia hoki Malaysia kehilangan salah satu figura yang paling berpengaruh. K Rajan, yang merupakan bekas ketua jurulatih skuad hoki remaja negara, meninggal dunia pada usia 68 tahun di Ipoh. Kabar mengharukan ini disampaikan oleh Presiden Persatuan Hoki Perak (PHP), Datuk Mohd Sayuti Abdul Samad, yang menerima berita tersebut dari keluarga mendiang.
Tragedi yang Tak Terduga
Kehilangan Rajan terjadi setelah beliau didapati rebah di dalam bilik air rumahnya di Taman Pinji Mewah. Menurut Mohd Sayuti, Rajan adalah sosok yang sangat dekat dengannya selama lebih dari lima dekade. Keduanya telah berkolaborasi dalam berbagai kejohanan hoki di peringkat negeri dan kebangsaan sejak mereka remaja. Kematian mendadak ini menambah rasa kehilangan yang mendalam bagi semua yang mengenal mendiang.
Kehidupan Keluarga yang Terluka
Rajan meninggalkan seorang isteri warga Thailand dan dua anak, seorang lelaki berusia 17 tahun dan seorang perempuan berusia 13 tahun. Kehilangan seorang kepala keluarga tentu sangat berat bagi mereka. Dalam situasi ini, ketangguhan keluarga Rajan akan diuji, dan mereka diharapkan mendapat dukungan dari sahabat serta penggemar hoki di seluruh negara.
Pendidikan dan Sumbangan Sosial
Selama kariernya yang cemerlang, Rajan tidak hanya fokus pada prestasi tim, tetapi juga memperhatikan perkembangan hoki di tingkat sekolah. Dia dikenal sebagai sosok yang dermawan, sering membantu sekolah-sekolah untuk mendapatkan peralatan hoki dengan harga terjangkau. Perhatian dan kesungguhan Rajan dalam mendukung generasi muda tak dapat diragukan lagi, menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap perkembangan sukan di negara ini.
Kemampuan yang Tak Tertandingi
Selama bertahun-tahun sebagai pelatih, Rajan telah membimbing banyak tim, termasuk skuad kebangsaan yang berpartisipasi dalam Piala Dunia Remaja pada tahun 2009. Pengalaman dan pengetahuannya di lapangan membuatnya disegani oleh pelatih lain dan pemain. Dalam perjalanan kariernya, mendiang juga sempat mengendalikan berbagai tim, seperti Tenaga Nasional Berhad (TNB) selama 12 tahun, serta timnas Singapura dan Thailand.
Pemikiran Sahabat dan Rekan Seperjuangan
Mohd Sayuti menggambarkan Rajan sebagai sosok yang sangat baik dan jujur. Mereka memiliki kedekatan yang kuat, sering kali tidur dalam satu bilik saat mengikuti berbagai acara hoki. Pengorbanan dan dedikasi Rajan untuk olahraga ini tidak hanya memberi dampak terhadap tim yang ia latih, tetapi juga terhadap seluruh komunitas hoki di Malaysia.
Penghormatan Terakhir
Proses pemakaman Rajan dijadwalkan berlangsung di Krematorium Ipoh Buntong. Sebelum itu, masyarakat umum serta teman-temannya diberikan kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir di Heavenly Home Christian Memorial Hall. Rasa kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh seluruh pencinta hoki di tanah air, yang melihat mendiang sebagai bagian integral dari perkembangan sukan ini.
Kesimpulan: Legacy yang Tak Terlupakan
Wafatnya K Rajan adalah kehilangan besar bagi dunia hoki Malaysia. Karyanya yang teladan akan selalu dikenang, baik untuk dedikasinya sebagai pelatih maupun sumbangannya kepada masyarakat. Dalam setiap pertandingan dan setiap pelatihan, semangat dan nilai-nilai yang beliau tanamkan akan terus hidup dalam diri setiap pemain dan pelatih yang terinspirasi olehnya. Mungkin tidak ada kata yang bisa menggantikan sosok Rajan, tetapi pengorbanan dan pengaruhnya akan tetap terpatri dalam sejarah hoki negara.
