Masjidku.id – Sejarah Islam di Andalusia menggambarkan masa kejayaan ilmu, budaya, dan toleransi yang mengubah wajah peradaban Eropa.
Awal Masuknya Islam ke Andalusia
Sejarah Islam di Andalusia di mulai pada tahun 711 M, ketika pasukan Muslim yang di pimpin oleh Thariq bin Ziyad menyeberangi Selat Gibraltar dari Afrika Utara menuju Semenanjung Iberia. Pasukan ini merupakan bagian dari kekhalifahan Bani Umayyah di Damaskus. Dalam waktu singkat, mereka berhasil menaklukkan wilayah yang sebelumnya di kuasai oleh Kerajaan Visigoth.
Kemenangan di Pertempuran Guadalete membuka jalan bagi Islam untuk menguasai sebagian besar wilayah Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis Selatan. Wilayah ini kemudian di kenal dengan nama Al-Andalus, yang menjadi simbol kejayaan Islam di Eropa selama berabad-abad.
BACA JUGA : Dinasti Abbasiyah dan Keemasan Islam di Baghdad
Masa Keemasan Andalusia
Setelah penaklukan, Andalusia berkembang menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan terbesar di dunia. Pada masa pemerintahan Abdurrahman I (756–788 M) yang mendirikan Emirat Cordoba, Islam di Andalusia mencapai kestabilan politik dan kemajuan ekonomi yang luar biasa.
1. Kekhalifahan Cordoba
Di bawah pemerintahan Abdurrahman III (912–961 M), Andalusia berubah menjadi kekhalifahan yang kuat dan mandiri. Cordoba, ibu kota Andalusia, menjadi kota paling maju di Eropa pada masa itu. Kota ini memiliki ribuan masjid, rumah sakit, universitas, dan perpustakaan yang menyimpan jutaan manuskrip.
Sementara Eropa masih berada dalam masa kegelapan, Cordoba menjadi pelita ilmu pengetahuan. Ilmuwan, filsuf, dokter, dan sastrawan dari berbagai belahan dunia datang ke Andalusia untuk belajar dan berdiskusi.
2. Kemajuan Ilmu dan Kebudayaan
Andalusia di kenal sebagai jantung renaisans Islam, di mana berbagai disiplin ilmu berkembang pesat. Di antara tokoh-tokoh besar yang lahir di Andalusia antara lain:
- Ibnu Rushd (Averroes) – filsuf dan dokter yang banyak mempengaruhi pemikiran Eropa Barat.
- Ibnu Arabi – sufi besar yang di kenal dengan ajaran wahdatul wujud (kesatuan eksistensi).
- Al-Zahrawi (Abulcasis) – bapak ilmu bedah modern yang menulis ensiklopedia kedokteran.
- Ibnu Bajjah dan Ibnu Tufail – tokoh filsafat yang mempertemukan rasionalitas dan spiritualitas.
Selain ilmu pengetahuan, seni arsitektur juga mencapai puncaknya. Bangunan seperti Masjid Cordoba (La Mezquita), Istana Alhambra di Granada, dan Menara Giralda di Sevilla menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Islam di Spanyol.
Toleransi dan Keragaman di Andalusia
Salah satu keunikan Islam di Andalusia adalah tingginya nilai toleransi antaragama. Umat Islam hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi dalam suasana damai dan saling menghormati.
Sistem pemerintahan di Andalusia memungkinkan semua kelompok masyarakat untuk berperan dalam pembangunan, tanpa memandang agama. Orang Yahudi bahkan mengalami masa keemasan mereka di bawah pemerintahan Muslim karena di beri kebebasan untuk berdagang dan mengembangkan ilmu.
Toleransi ini menciptakan atmosfer intelektual yang subur. Pertukaran ide antaragama dan antarbangsa melahirkan berbagai inovasi yang kelak menjadi fondasi bagi Kebangkitan Eropa (Renaissance).
Masa Kemunduran Islam di Andalusia
Kejayaan Andalusia tidak berlangsung selamanya. Setelah masa puncak pada abad ke-10, kekhalifahan mulai melemah akibat konflik internal dan perebutan kekuasaan. Andalusia terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang di sebut Thaifah, seperti Granada, Sevilla, dan Toledo.
Pada abad ke-13, Kerajaan Kristen di utara Spanyol mulai melakukan Reconquista, yaitu gerakan untuk merebut kembali wilayah yang di kuasai Muslim. Satu per satu kota jatuh ke tangan pasukan Kristen, hingga akhirnya hanya Granada yang tersisa sebagai benteng terakhir Islam di Spanyol.
Pada tahun 1492 M, Sultan Granada Abu Abdullah (Boabdil) menyerahkan kota itu kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Penyerahan Granada menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol setelah hampir 800 tahun. Setelah itu, umat Islam dan Yahudi mengalami penindasan berat dan dipaksa meninggalkan tanah Andalusia.
Warisan Islam di Andalusia
Meskipun kekuasaan Islam telah berakhir, warisan peradabannya tetap hidup hingga kini. Banyak peninggalan fisik, budaya, dan ilmu pengetahuan yang masih dapat ditemukan:
- Arsitektur megah seperti Alhambra, Masjid Cordoba, dan Alcazar di Sevilla.
- Bahasa Spanyol modern yang menyerap lebih dari 4.000 kosa kata Arab, seperti azúcar (gula), aceite (minyak), dan ojalá (semoga).
- Sistem irigasi, pertanian, dan teknologi yang diperkenalkan oleh ilmuwan Muslim.
- Konsep toleransi dan pendidikan universal yang menjadi dasar bagi Eropa modern.
Andalusia menjadi simbol bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga peradaban yang membawa ilmu, seni, dan kedamaian.
Penutup
Sejarah Islam di Andalusia adalah kisah tentang kejayaan, toleransi, dan kemanusiaan. Dari tanah inilah lahir peradaban yang memadukan ilmu dan iman, rasionalitas dan spiritualitas, budaya dan agama.
Warisan Andalusia membuktikan bahwa ketika Islam dijalankan dengan semangat ilmu dan keadilan, ia dapat menjadi sumber kemajuan bagi seluruh umat manusia.Hingga kini, Andalusia tetap menjadi inspirasi bagi dunia Islam modern — sebagai bukti bahwa kejayaan sejati lahir dari pengetahuan, persatuan, dan kedamaian.
