
Masjidku.id – Menelusuri sejarah dan makna Masjid Istiqlal, simbol kemerdekaan dan kebanggaan umat Islam sebagai masjid nasional Indonesia.
Pendahuluan
Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam, tetapi juga simbol kemerdekaan dan persatuan bangsa Indonesia.
Sebagai masjid nasional, Istiqlal mencerminkan semangat kebebasan, toleransi, dan keagungan spiritual bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Masjid ini berdiri megah di jantung ibu kota Jakarta, berseberangan dengan Gereja Katedral, yang menjadi simbol indahnya kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Namun di balik kemegahannya, Masjid Istiqlal menyimpan perjalanan sejarah panjang yang sarat makna perjuangan dan kebanggaan nasional.
BACA JUGA : Ziarah Haji dan Umrah ke Tanah Suci: Perjalanan Spiritual
Latar Belakang dan Ide Pendirian Masjid Istiqlal
Gagasan pembangunan Masjid Istiqlal muncul tak lama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Kala itu, umat Islam Indonesia menginginkan adanya sebuah masjid besar yang menjadi lambang syukur atas kemerdekaan sekaligus pusat kegiatan keagamaan tingkat nasional.
Gagasan ini pertama kali di cetuskan oleh KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama saat itu, dan Anwar Cokroaminoto, tokoh Muslim yang juga di kenal sebagai anak dari pahlawan nasional H.O.S. Tjokroaminoto.
Nama “Istiqlal” sendiri di ambil dari bahasa Arab yang berarti “Kemerdekaan”, melambangkan rasa syukur umat Islam atas terbebasnya Indonesia dari penjajahan.
Untuk merealisasikan ide besar ini, di bentuklah Yayasan Masjid Istiqlal pada tahun 1953, dengan dukungan penuh dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Proses Pembangunan yang Penuh Perjuangan
Masjid Istiqlal mulai di bangun pada 24 Agustus 1961, di tandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Soekarno di area bekas benteng Belanda bernama Citadel Prins Frederik di kawasan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat.
Pemilihan lokasi ini sangat simbolis — tepat di seberang Gereja Katedral dan dekat dengan Monumen Nasional (Monas), menegaskan nilai toleransi, persatuan, dan identitas nasional.
Desain Masjid al-Istiqlāl di buat oleh Friedrich Silaban, seorang arsitek Kristen Protestan asal Sumatra Utara, yang memenangkan sayembara nasional dengan konsep “Ketuhanan”.
Keterlibatan Silaban memperkuat pesan bahwa pembangunan masjid ini adalah proyek kebangsaan, bukan hanya keagamaan.
Pembangunannya berlangsung lama, memakan waktu 17 tahun karena berbagai kendala, termasuk masalah anggaran dan situasi politik pada masa itu.
Akhirnya, Masjid al-Istiqlāl di resmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto sebagai Masjid Nasional Republik Indonesia.
Arsitektur dan Filosofi Masjid Istiqlal
Masjid Al-Istiqlal memiliki arsitektur yang megah dan penuh makna filosofis.
Bangunannya mencerminkan perpaduan antara keindahan modern dan simbolisme Islam.
Beberapa keunikan arsitekturnya antara lain:
- Kubus dan Kubah Besar
Ruang utama berbentuk kubus dengan kubah besar berdiameter 45 meter, melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, 1945. - Menara Setinggi 66 Meter
Menara tunggal yang menjulang ke langit setinggi 66 meter dengan tinggi total 90 meter termasuk puncaknya, menggambarkan tahun 1966, saat pembangunan mencapai tahap penting. - Jumlah Pilar dan Pintu
Ruang utama di topang oleh 12 pilar besar yang melambangkan tanggal 12 Rabiul Awal, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu, terdapat 7 pintu utama dengan nama Asmaul Husna seperti Al-Fattah, As-Salam, dan Al-Quddus. - Lantai dan Interior Marmer
Lantai masjid di lapisi marmer putih yang di impor, menambah kesan sejuk dan bersih. Dindingnya di hiasi ukiran kaligrafi ayat suci Al-Qur’an yang menambah nuansa spiritual.
Masjid ini mampu menampung lebih dari 200.000 jamaah, menjadikannya masjid terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang terbesar di dunia.
Makna Filosofis dan Simbol Nasional
Masjid Istiqlal dibangun bukan sekadar untuk ibadah, tetapi juga memiliki makna simbolik yang dalam bagi bangsa Indonesia.
Beberapa nilai yang terkandung dalam pembangunannya antara lain:
- Simbol Kemerdekaan: Nama Istiqlal menegaskan bahwa kemerdekaan adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga dengan keimanan dan persatuan.
- Simbol Persatuan: Lokasinya yang bersebelahan dengan Gereja Katedral mencerminkan harmoni antaragama dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
- Simbol Kemandirian: Dibangun dengan tenaga dan sumber daya bangsa sendiri, tanpa bantuan luar negeri.
- Simbol Nasionalisme: Menjadi tempat pelaksanaan ibadah resmi kenegaraan seperti Salat Idul Fitri, Idul Adha, dan peringatan Hari Besar Islam nasional.
Masjid Istiqlal juga kerap menjadi tempat kunjungan tamu negara, termasuk tokoh-tokoh dunia seperti Barack Obama, Raja Salman, dan Paus Fransiskus, yang datang untuk melihat langsung simbol kerukunan Indonesia.
Renovasi dan Modernisasi Terbaru
Untuk menjaga keindahan dan fungsionalitasnya, Masjid Istiqlal telah mengalami beberapa kali renovasi besar.
Renovasi terakhir dilakukan pada 2019–2020 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Peremajaan tersebut meliputi:
- Pemasangan sistem pencahayaan dan pendingin udara modern.
- Perbaikan lantai, dinding, serta area wudu dan toilet.
- Peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
- Penambahan taman hijau di sekitar area masjid.
Hasilnya, Masjid Istiqlal kini tampil lebih megah dan ramah lingkungan, tetap mempertahankan nilai historis dan spiritualnya.
Masjid Istiqlal sebagai Pusat Aktivitas Umat
Selain menjadi tempat salat berjamaah, Masjid Istiqlal juga berfungsi sebagai pusat dakwah, pendidikan, sosial, dan budaya Islam nasional.
Kegiatan rutin seperti:
- Kajian keislaman dan ceramah,
- Pembinaan generasi muda,
- Layanan sosial dan bantuan kemanusiaan,
- Serta kegiatan kebudayaan Islami,
semuanya diselenggarakan dengan tujuan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memperluas wawasan keagamaan masyarakat Indonesia.
Selama bulan Ramadan, Masjid Istiqlal menjadi pusat kegiatan keagamaan terbesar di Indonesia, dikunjungi ribuan jamaah setiap harinya.
Kesimpulan
Masjid Istiqlal bukan sekadar tempat ibadah, tetapi monumen sejarah, simbol kemerdekaan, dan wujud toleransi bangsa Indonesia.
Dibangun atas semangat persatuan, masjid ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan sejati adalah kebebasan untuk beribadah, menghormati perbedaan, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan kemegahan arsitektur dan makna filosofis yang mendalam, Masjid Istiqlal terus menjadi ikon kebanggaan nasional — bukti bahwa Indonesia adalah negeri yang religius, toleran, dan beradab.Masjid ini akan selalu berdiri kokoh sebagai cerminan keagungan Islam dan semangat kebangsaan Indonesia.