Masjidku.id – Pesan Agong juga menekankan pentingnya jembatan antar generasi, di mana para graduan perlu menyerap pengalaman dan nilai-nilai dari generasi yang lebih tua.
Dalam sebuah acara yang sarat dengan harapan dan cita-cita, Yang di-Pertuan Agong baru-baru ini memberikan titah kepada para graduan dalam sebuah upacara kelulusan. Titah tersebut tidak hanya menyentuh pencapaian akademik, tetapi juga menegaskan tanggung jawab moral dan sosial yang di emban oleh generasi muda. Agong mengingatkan para graduan untuk tidak terperangkap dalam godaan kemodernan yang berpotensi menjauhkan mereka dari visi mulia untuk membangun tamadun yang unggul.
BACA JUGA : Konflik PBNU: Tantangan Transformasi Digital yang Mendalam
Komitmen Terhadap Integritas dan Kepemimpinan
Salah satu poin penting yang di tekankan oleh Agong adalah pentingnya integritas dalam kepemimpinan. Di tengah dinamika dunia modern yang penuh dengan tantangan, para graduan di harapkan dapat menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga jujur dan bertanggung jawab. Dalam dunia yang sering kali di penuhi oleh praktik tidak etis, sikap integritas menjadi fondasi yang esensial dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Bila tidak, akan sulit untuk membangun kepercayaan di kalangan masyarakat, yang merupakan pondasi dari setiap tamadun.
Menjadi Pembina Tamadun yang Berakhlak
Agong juga mengingatkan bahwa menjadi pembina tamadun bukanlah tugas yang ringan. Ini mencakup tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat, membangun keharmonisan, dan menciptakan ruang yang mendukung pengembangan nilai-nilai positif. Dalam konteks ini, para graduan di harapkan tidak hanya aktif di bidang profesional mereka, tetapi juga terlibat dalam isu-isu sosial yang mempengaruhi masyarakat luas. Melalui peran aktif mereka, dapat di harapkan akan lahir generasi yang mampu membangun tamadun yang lebih beradab dan beretika.
Risiko Modernisasi dan Proses Dekadensi
Dalam titahnya, Agong juga menyoroti risiko-risiko yang mungkin di timbulkan oleh modernisasi yang berlebihan. Salah satu tantangan utama adalah dehumanisasi yang dapat terjadi akibat ketergantungan pada teknologi. Upaya untuk mengejar kemajuan kadang membuat individu mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu, penting bagi para graduan untuk tetap berpegang pada nilai-nilai luhur sambil memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kebaikan, bukan sebaliknya.
Pembinaan Karakter Sejak Dini
Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan karakter yang kuat seharusnya di mulai sejak dini. Pendidikan formal semata tidak cukup; pendidikan karakter juga sangat penting. Masyarakat, terutama orang tua dan lembaga pendidikan, harus aktif dalam membentuk karakter generasi muda. Hal ini sejalan dengan harapan Agong agar para graduan tidak hanya cerdas secara akademis. Tetapi juga memiliki kualitas moral yang tinggi, sehingga dapat menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.
Membangun Jembatan Antar Generasi
Pesan Agong juga menekankan pentingnya jembatan antar generasi. Di mana para graduan perlu menyerap pengalaman dan nilai-nilai dari generasi yang lebih tua. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara generasi muda dan tua dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam pembangunan masyarakat. Melalui dialog dan kolaborasi, para graduan di harapkan dapat memahami tantangan-tantangan yang di hadapi sebelumnya. Sehingga mereka bisa lebih bijak dalam menghadapinya.
Kesimpulan: Misi Membentuk Tamadun Unggul
Sebagai penutup, titah Yang di-Pertuan Agong kepada para graduan mencerminkan harapan dan cita-cita besar bagi masa depan bangsa. Tanggung jawab yang di emban bukanlah sesuatu yang bisa di anggap remeh. Dengan komitmen terhadap integritas dan karakter yang tinggi. Serta kerjasama antar generasi, para graduan tidak hanya bisa menjadi individu yang sukses. Tetapi juga dapat berkontribusi dalam membangun tamadun yang lebih baik dan unggul. Generasi muda memiliki potensi yang luar biasa, dan dengan Niat yang kuat dan tindakan yang tepat. Mereka dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
