Masjidku.id – Makam Syekh Abdul Qadir Jailani di Baghdad, Irak, menjadi destinasi religi populer bagi umat Islam, termasuk jamaah dari Indonesia.
Pengantar
Di antara tokoh besar dalam sejarah Islam, Syekh Abdul Qadir Jailani menempati posisi yang sangat istimewa. Beliau dikenal sebagai ulama sufi besar, pendiri Tarekat Qadiriyah, dan sosok yang sangat dihormati di seluruh dunia Islam, termasuk di Indonesia.
Makam beliau yang terletak di Baghdad, Irak, menjadi salah satu tujuan ziarah dan wisata religi yang paling banyak dikunjungi oleh umat Islam. Ribuan jamaah dari berbagai negara datang setiap tahun untuk berziarah, berdoa, dan mengenang ajaran spiritual beliau yang menekankan keikhlasan, kasih sayang, dan kedekatan kepada Allah SWT.
BACA JUGA : Makam Syekh Yusuf al-Makassari di Gowa: Jejak Ulama & Pejuang
Siapa Syekh Abdul Qadir Jailani?
Syekh Abdul Qadir Jailani lahir pada tahun 1077 M (470 H) di wilayah Jilan (Gilan), Iran bagian selatan Laut Kaspia. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa al-Jailani, dan beliau wafat di Baghdad, Irak, pada tahun 1166 M (561 H).
Beliau dikenal sebagai seorang ulama, ahli fiqih, dan sufi besar yang menggabungkan kedalaman ilmu syariat dengan kehalusan spiritualitas tasawuf. Dalam sejarah Islam, beliau disebut sebagai Sultanul Auliya — pemimpin para wali.
Ajarannya menekankan:
- Keteguhan iman kepada Allah SWT.
- Kedisiplinan dalam beribadah.
- Kasih sayang terhadap sesama manusia.
- Pembersihan hati dari kesombongan dan hawa nafsu.
Selain mendirikan Tarekat Qadiriyah, beliau juga banyak melahirkan murid dan karya yang berpengaruh, seperti Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq, yang menjadi referensi penting dalam dunia tasawuf.
Lokasi dan Arsitektur Makam Syekh Abdul Qadir Jailani
Makam Syekh Abdul Qadir terletak di Distrik Rusafa, pusat kota Baghdad, Irak. Area ini juga di kenal sebagai kawasan bersejarah yang menjadi pusat aktivitas keagamaan sejak masa Kekhalifahan Abbasiyah.
Kompleks makam ini di kenal dengan nama Masjid Jami’ Al-Qadiriya, yang juga berfungsi sebagai masjid besar dan pusat pendidikan agama. Bangunan masjid memiliki ciri khas arsitektur Islam klasik dengan dominasi warna putih dan hijau, kubah megah, serta kaligrafi Arab yang menghiasi dinding-dindingnya.
Beberapa ciri khas kompleks makam:
- Kubah besar berwarna hijau toska — simbol kemuliaan dan ketenangan.
- Ruang utama makam di lapisi perak dan emas dengan ukiran ayat Al-Qur’an.
- Area ziarah luas, menampung jamaah dari berbagai negara.
- Perpustakaan Al-Qadiriyah, menyimpan manuskrip kuno tentang ilmu fiqih dan tasawuf.
Makam beliau selalu di jaga dengan baik oleh pengelola lokal dan di jadikan pusat kegiatan keagamaan, terutama pada hari wafatnya (haul) yang di peringati setiap tahun oleh ribuan umat Islam.
Makam yang Populer di Kalangan Jamaah Indonesia
Di Indonesia, nama Syekh Abdul Qadir Jailani sangat di kenal luas, bahkan banyak pondok pesantren dan tarekat yang menjadikan beliau sebagai panutan spiritual. Penganut Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di berbagai daerah seperti Jawa Timur, Aceh, dan Kalimantan memiliki hubungan spiritual dengan ajaran beliau.
Karena itu, ziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Jailani menjadi salah satu impian bagi banyak umat Islam Indonesia.
Beberapa agen perjalanan umrah dan haji plus bahkan menyediakan paket ziarah ke Irak, yang biasanya meliputi kunjungan ke:
- Makam Syekh Abdul Qadir di Baghdad.
- Makam Imam Abu Hanifah.
- Makam para sahabat Nabi di Kufah dan Najaf.
Selain sebagai bentuk penghormatan, ziarah ini juga menjadi sarana memperdalam spiritualitas dan mengingat perjuangan ulama besar dalam menyebarkan ilmu dan dakwah Islam.
Ajaran dan Warisan Spiritual
Syekh Abdul Qadir Jailani mengajarkan keseimbangan antara ilmu syariat dan hakikat. Dalam banyak ceramahnya, beliau menekankan pentingnya beramal saleh bukan semata karena pahala, tetapi karena cinta kepada Allah.
Beberapa pesan moral utama dari ajarannya antara lain:
- Ikhlas dalam beramal.
Setiap ibadah harus dilandasi niat murni untuk mencari ridha Allah, bukan untuk kepentingan duniawi. - Sabar dan tawakal.
Manusia harus menerima ujian hidup sebagai bagian dari rencana Allah yang terbaik. - Kasih sayang terhadap sesama.
Dalam pandangannya, tasawuf sejati tidak hanya berkutat pada ibadah pribadi, tetapi juga pelayanan kepada masyarakat. - Menjauhi kesombongan dan riya.
Beliau mengingatkan bahwa ilmu tanpa adab akan menjerumuskan manusia dalam kesesatan.
Ajaran-ajaran ini kemudian tersebar melalui tarekat Qadiriyah, yang memiliki pengikut besar dari Asia Barat hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Kegiatan Keagamaan di Sekitar Makam
Setiap tahun, ribuan peziarah dari Irak, Pakistan, Turki, Malaysia, hingga Indonesia datang ke makam beliau untuk memperingati haul Syekh Abdul Qadir Jailani. Acara ini berlangsung dengan khidmat, diisi dengan:
- Pembacaan Al-Qur’an dan shalawat.
- Zikir berjamaah.
- Kajian kitab karya beliau.
- Doa bersama memohon keberkahan.
Bagi masyarakat lokal Baghdad, acara ini bukan hanya tradisi keagamaan, tetapi juga momen mempererat silaturahmi antarjamaah dari berbagai negara.
Nilai Sejarah dan Spiritual
Makam Syekh Abdul Qadir Jailani bukan sekadar tempat peristirahatan seorang ulama besar, melainkan simbol cinta dan penghormatan terhadap ilmu dan kesalehan.
Ziarah ke makam ini menjadi refleksi bahwa Islam memiliki warisan spiritual yang dalam, yang tidak lekang oleh waktu.
Sebagaimana pesan beliau, “Jadilah seperti pohon yang berbuah. Ketika orang melemparimu batu, balaslah dengan buah yang manis.”
Pesan ini menggambarkan inti dari ajarannya — tentang kesabaran, kasih sayang, dan kebesaran hati.
Kesimpulan
Makam Syekh Abdul Qadir Jailani di Baghdad, Irak, bukan hanya situs sejarah, tetapi juga pusat spiritual dan sumber inspirasi umat Islam dunia. Bagi masyarakat Indonesia, beliau adalah simbol kesalehan dan kebijaksanaan yang diwariskan melalui ajaran tarekat dan pendidikan pesantren.Kunjungan ke makam ini tidak semata sebagai ziarah, tetapi juga perjalanan rohani — mengingatkan kita akan nilai-nilai ketulusan, keilmuan, dan cinta kepada Allah yang diajarkan Syekh Abdul Qadir Jailani.
Warisan beliau tetap hidup, melintasi batas geografis dan zaman, membawa cahaya Islam yang damai dan penuh kasih ke seluruh dunia.
